Facebook Libatkan Jurnalis untuk Investigasi Laporan Berita Hoax

Image title
16 Desember 2016, 16:50
Facebook
Katadata

Facebook sebelumnya pernah memiliki staf editor yang khusus memeriksa akurasi berita yang akan ditampilkan di News Feed. Petaka muncul ketika pada awal tahun ini lusinan editor tersebut digantikan dengan sistem algoritma. Sistem ini dirancang untuk memprioritaskan berita-berita yang menjadi tren agar tampil lebih lama di News Feed pemilik akun Facebook.

Hasilnya, berita-berita palsu berhasil mendominasi tren News Feed. Bahkan, Facebook mengakui, para penyebar berita hoax mampu membeli Facebook ads yang sengaja didesain agar kelihatan semirip mungkin dengan berita sungguhan.

Mosseri mengatakan, para penyebar berita palsu juga menggunakan URL yang ditautkan langsung dengan suatu portal sehingga kelihatannya berita-berita palsu ini datang dari situs-situs berita yang sahih. (Baca: Enam Cara Facebook Menangkal Informasi Palsu di Media Sosial)

IFCN Code of Principles sendiri merupakan suatu proyek sosial yang diinisiasi oleh Poynter, sebuah organisasi nirlaba yang fokus dalam wacana jurnalisme demokratis. Sejauh ini sudah ada 43 media dari berbagai negara yang menandatangani IFCN, di antaranya terdapat media besar AS seperti ABC News, Associated Press, Washington Post Facts Checker, dan Snopes.

Direktur IFCN Alexios Mantzaris mengatakan, masing-masing penandatangan dalam organisasinya telah melakukan penelaahan sebelum sepakat berpartisipasi merancang mekanisme pemeriksaan fakta. Para penandatangan harus membuktikan jika mereka dapat memiliki waktu melakukan pengujian fakta atas laporan-laporan yang masuk.

Bagi para penguji fakta, menurut Mosseri, tanda “Disputed” pada berita atau informasi yang menjadi viral juga akan meningkatkan trafik portal penguji fakta. Sebab, tanda tersebut akan ditautkan ke portal penguji fakta.

“(Penguji fakta) dapat menguji suatu artikel dan menautkan penjelasan atasnya serta kemudian memberikan konteks di Facebook sehingga para pengguna Facebook dapat memutuskan sendiri mana yang ingin mereka percayai dan dibagikan,” kata Mosseri, seperti dikutip BuzzFeed, Jumat (16/12).

Mantzarlis mengatakan, jurnalis yang berminat menjadi penguji fakta independen saat ini mesti bersabar dulu. Sementara tahap uji coba program Facebook berjalan, pihak-pihak yang berminat menjadi penguji fakta tersebut dapat mengungkapkan ketertarikannya lewat formulir online yang disediakan. "Tetapi tidak akan diproses hingga sistem pemeriksaan yang sedang dipersiapkan rampung."

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...