Pandemi corona tak serta-merta menimbulkan kerugian, tapi juga bisa dipandang sebagai momentum mempercepat transformasi digital. Salah satunya, mendorong para talenta digital dan startup lokal untuk membuat aplikasi yang bisa menyaingi kualitas perusahaan asing.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Ismail mengatakan, sejauh ini pihaknya telah memberikan dukungan kepada startup lokal di Tanah Air. Misalnya, lewat bantuan perangkat lunak (software) dasar secara gratis yang dapat dimanfaatkan oleh mereka dalam mengembangkan aplikasi atau platform digital
"Nah, kompetisi yang terjadi di sana kami harapkan akan muncul berbagai macam kreativitas baru yang menggantikan aplikasi asing yang biasa kita gunakan seperti sekarang," ujar Ismail dalam video conference, Jumat (14/8).
Tak hanya itu, kementerian pun mendorong para talenta digital di Tanah Air untuk saling berinovasi dan berani memasarkan produknya di luar daerah. Sehingga, produk yang mereka hasilkan bisa dinikmati pula secara antar pulau maupun negara.
"Jadi, karyanya itu tidak akan dihasilkan secara terbatas jarak dan ruang tetapi akan bisa dinikmati oleh semua orang secara worldwide," ujar dia.
Sebelumnya, pemerintah meminta para talenta digital di Indonesia untuk membuat aplikasi yang dibutuhkan masyarakat di tengah pandemi corona. Apalagi ada sejumlah sektor yang mengalami peningkatan sejak virus ini masuk ke Tanah Air.
Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, hal ini bertujuan untuk mendukung daya saing aplikasi lokal. Apalagi talenta dalam negeri memiliki kelebihan dan pengetahun apa saja yang sedang dibutuhkan konsumen RI.
“Kalau dari luar (negeri) belum tentu cocok. Jadi, kita ambil kesempatan ini untuk bersaing," ujar Semuel dalam konferensi video, Selasa (21/7).
Semuel mencontohkan, Kominfo turut mengembangkan sejumlah aplikasi yang dikembangkan oleh anak bangsa seperti aplikasi PeduliLindungi. Platform yang diluncurkan pada Maret lalu kini sudah diakses oleh lebih dari 4,1 juta pengguna di seluruh Indonesia.
Fitur utama aplikasi ini adalah memetakan dan memantau pergerakan orang-orang yang pernah dinyatakan positif Covid-19 atau pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pengawasan (ODP). PeduliLindungi juga telah diperbarui dengan fitur e-paspor hasil tes yang dapat diunggah dalam bentuk digital untuk memudahkan perjalanan.
Staf Khusus Menteri Kominfo Bidang Kebijakan Digital dan Sumber Daya Manusia Dedy Permadi menambahkan, salah satu aplikasi yang berkembang di kala pandemi adalah sektor pendidikan atau edutech. Aplikasi ini disebut berhasil menjaring 1 juta pengguna dalam sebulan ke belakang.
Selain itu aplikasi sektor kesehatan alias healthtech mengalami peningkatan kunjungan hingga 600%. "Hal ini tentu luar biasa, karena dalam beberapa bulan belakang Covid-19 muncul, ada 32 juta pengguna telehealth baru yang menggunakna fasilitas kesehatan online," ujar Dedy.
Namun, tidak semua sektor mengalami peningkatan pada masa pandemi. Salah satunya adalah sektor pariwisata yang penggunaannya menurun 90%. Bahkan penggantian jadwal atau pembatalan tiket transportasi atau akomodiasi destinasi wisata melonjak 10 kali lipat.
Alhasil, meski pandemi mempercepat banyak usaha digital tumbuh, tetapi di saat yang bersamaan ada pula beberapa justru turun. "Hal ini perlu kami sampaikan, karena sektor-sektor yang masih tumbuh itu bisa menjadi peluang untuk masuk dan terlibat di dalam ekonomi digital kita," ujar dia.