Telkom Dikabarkan Kembali Bidik Investasi ke Gojek
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dikabarkan bakal berinvestasi di aplikasi layanan on demand. Gojek. Perusahaan disebut tengah dalam pembicaraan untuk menyuntikan modal ke decacorn Tanah Air tersebut, menurut tiga orang sumber dari DealStreetAsia, Selasa (25/8).
Namun, hingga berita ini ditulis pihak Telkom Group belum menanggapi permintaan konfirmasi dari Katadata.co.id.
Sementara itu, Perusahaan modal ventura besutan Telkom Group, MDI Ventures menegaskan pihaknya tak akan berinvestasi pada Gojek. "MDI Ventures tidak tertarik di Gojek karena bukan target kami," ujar CEO MDI Ventures Donald Wihardja kepada Katadata.co.id, Selasa (25/8).
Donald menjelaskan Gojek berada di luar target investasi MDI Ventures lantaran valuasi perusahaan yang sudah terlalu tinggi. "Gojek sudah di luar target venture capital, harus mencari private equity seperti TPG atau Warburg Pincus," jelasnya.
Meski demikian, ia tak menampik rencana investasi ke Gojek sempat dibahas oleh induk usaha. Namun, Donald mengaku tak mengetahui kelanjutan rencana tersebut.
Gojek terakhir mendapat pendanaan pada awal Juni lalu dari Facebook, PayPal, Google, dan Tencent. Dalam pendanaan tersebut tidak disebutkan nilai dan seri pendanaan.
Pada Maret lalu, decacorn tersebut juga sempat mendapat pendanaan seri F senilai US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 17,486 triliun. Gojek tak mengungkap nama investor yang terlibat dalam pendanaan baru tersebut, tetapi Amazon disebut-sebut sempat bernegosiasi untuk terlibat dalam putaran pendanaan itu seperti dikutip dari Business Times.
Startup penyedia layanan on-demand ini menutup putaran pendanaan seri F pertama senilai US$ 1 miliar pada awal tahun lalu. Investor yang terlibat yakni Mitsubishi Motors Corporation, Mitsubishi Corporation, Mitsubishi UFJ Lease & Finance dan Visa, yang masuk pada Juli 2019.
Co-CEO Gojek mengindikasikan bahwa putaran pendanaan seri F belum ditutup. “Kami tidak berhenti di sana karena masih melihat permintaan yang kuat di antara komunitas investasi untuk bermitra dengan kami,” tulis kedua co-CEO Gojek dalam memo bersama dikutip dari Deal Street Asia, Selasa (17/3).
Keduanya menyampaikan bahwa ada sejumlah percakapan lanjutan yang menarik, dan akan segera diperbarui hasilnya. Mereka juga telah menyampaikan pada tahun lalu bahwa perusahaan menargetkan investasi lebih dari US$ 3 miliar.
"Bisnis yang baik seperti kita akan selalu menarik investasi, tetapi ketika perlambatan ekonomi terus berlangsung, ketersediaan investasi itu akan berkurang. Jadi kita harus fokus pada setiap dolar di mana kita pikir itu akan membuat dampak terbesar dan tidak mengambil sumber daya kita begitu saja, " kata keduanya.
Pada pertengahan tahun lalu, perusahaan e-commerce asal Amerika Serikat, Amazon melakukan pembicaraan awal untuk membeli saham Gojek. Kabar tersebut dikonfirmasi oleh dua sumber Reuters yang mengetahui rencana tersebut dan tak ingin diketahui identitasnya.
Namun, detail rencana pembelian saham tersebut belum diketahui. Amazon dan Gojek juga tidak memberikan tanggapan kepada Reuters. Pembicaraan kedua pihak sebelumnya juga dilaporkan oleh Wall Street Journal.
Hasil riset yang dikeluarkan oleh ABI Research menunjukkan, pagsa pasar Gojek pada akhir tahun lalu di Indonesia dan Vietnam masih kalah dari Grab. Gojek memiliki pangsa pasar sebesar 35,3% di Indonesia dan 10,3% di Vietnam, sedangkan Grab mencapai 64% dan 74%.