Traveloka Akan Ekspansi Fintech ke 2 Negara & Kaji Bank Digital di RI
Unicorn Traveloka berencana memperluas layanan teknologi finansial (fintech) ke Thailand dan Vietnam. Startup jumbo ini juga mengkaji investasi di bank di Indonesia.
Rencananya, ekspansi ke dua negara itu dilakukan sebelum penawaran saham perdana atau IPO tahun ini. Presiden Traveloka Caesar Indra mengatakan, ini dilakukan karena bisnis di Thailand dan Vietnam mulai pulih.
Di Negeri Gajah Putih, pasar hampir ke level sebelum ada pandemi corona. Di Vietnam, bisnis Traveloka sudah stabil karena kasus harian positif virus corona sedikit.
Oleh karena itu, startup ini menggencarkan transaksi di kedua negara tersebut. "Rencana kami berinvestasi di fintech secara besar-besaran untuk memungkinkan lebih banyak konsumen melakukan perjalanan di kawasan ini (Thailand dan Vietnam)," kata Indra dikutip dari Reuters, Kamis (25/2).
Traveloka akan membentuk perusahaan patungan di bidang fintech dengan menggaet salah satu bank terbesar di Thailand. Startup ini juga dalam proses diskusi dengan calon mitra di Vietnam.
Pada tahap awal, perusahaan akan mengembangkan layanan bayar kemudian atau paylater di Thailand dan Vietnam. Produk ini lebih dulu tersedia di Indonesia, dan sudah memfasilitasi lebih dari 6 juta pinjaman.
Selain paylater, Traveloka menawarkan layanan asuransi dan manajemen kekayaan di Nusantara.
Indra mengatakan, potensi bisnis fintech di Indonesia sangat besar. Sebab, hanya 6% dari 270 juta penduduk yang memiliki kartu kredit.
Di Indonesia, Traveloka juga mempertimbangkan untuk membeli bank guna memperluas layanan. "Semua opsi ada di meja," kata Indra.
Saat wawancara dengan jurnalis Kr-Asia Khamila Mulia sebelumnya, Co-Founder Traveloka Albert Zhang mengatakan bahwa perusahaan bakal berfokus pada layanan finansial untuk meraih untung pada tahun ini. "Kami telah melihat peluang besar di sektor ini untuk melayani segmen yang tidak memiliki rekening bank," kata dia, dikutip dari Kr-Asia, dua bulan lalu (1/12/2020).
Sejauh ini, Traveloka memiliki tujuh produk terkait keuangan yakni asuransi, poin, paylater, dompet digital melalui Uangku, isi ulang saldo, konektivitas dan data, serta international data plans.
Pengguna produk keuangan itu pun meningkat pada 2020. Untuk Traveloka Paylater misalnya, meningkat tujuh kali lipat. Sedangkan pengguna Traveloka Paylater Card naik lima kali lipat.
CEO Traveloka Ferry Unardi pun ingin perusahaan cepat berkembang. Oleh karena itu, unicorn tersebut menargetkan IPO tahun ini.
"Jika dapat melakukannya lebih cepat, kami kemudian dapat berfokus pada eksekusi dan mengembangkan perusahaan," kata Ferry dalam sesi wawancara dengan jurnalis Bloomberg, dikutip pekan lalu (16/2).
Rencananya, pada tahap awal Traveloka akan IPO di Wall Street, AS. Namun, Ferry tidak memerinci bursa saham AS yang akan dipilih yakni New York Stock Exchange (NYSE) atau Nasdaq.
Traveloka juga sudah menggaet JPMorgan Chase & Co untuk proses IPO di AS itu. Setelah AS, unicorn itu mengkaji penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Di bursa AS, Traveloka akan IPO lewat perusahaan akuisisi bertujuan khusus (SPAC). "SPAC sangat efisien,” kata Ferry.
SPAC dikenal juga dengan perusahaan cek kosong, karena tidak memiliki operasi apapun. Perusahaan jenis ini merupakan sarana investasi yang dibuat khusus untuk mengumpulkan dana para orang kaya.
(BACA JUGA: Seperti Tokopedia, Traveloka Kaji IPO Lewat Perusahaan Cek Kosong)
Selanjutnya, dana itu dipakai untuk membiayai peluang merger atau akuisisi dalam jangka waktu yang ditetapkan. Tapi, target perusahaan yang dimerger atau diakuisisi biasanya belum diidentifikasi.
Sumber Reuters yang merupakan bankir mengungkapkan, Traveloka didekati oleh perusahaan SPAC. Sumber lain yang mengetahui masalah itu mengatakan, unicorn ini masih mengkaji antara IPO atau SPAC dan mengincar valuasi US$ 5 miliar hingga US$ 6 miliar.
Beberapa SPAC yang dikaitkan dengan rencana IPO Traveloka yakni Bridgetown Holdings, Cova Acquisition, dan yang terafiliasi dengan Saratoga, Provident Acquisition.
Provident Acquisition saat ini dikabarkan dalam tahap negosiasi untuk membawa Traveloka IPO di AS. Sedangkan, induk perusahaan, Provident Group merupakan salah satu investor Traveloka.