Jaga Udara di Bioskop, Cinema XXI Gaet Startup Bioteknologi Nusantics
Cinema XXI menggaet startup bioteknologi Nusantics untuk memastikan keamanan udara di bioskop. Keduanya akan melakukan penelitian guna mendeteksi kemungkinan adanya virus SARS COV-2 atau penyebab Covid-19 di studio.
Tim peneliti Nusantics melakukan pengambilan sampel udara dengan alat khusus di lima lokasi bioskop Cinema XXI pada 23 - 27 Maret. Ini dilakukan sebelum jam tayang pertama dan setelah jam tayang terakhir di studio bioskop.
Hasilnya, tidak ditemukan partikel virus SARS COV-2 atau mutasinya seperti B.1.1.7, B.1.351, E484K dan D614G. “Kami berharap, bioskop sebagai hilir dari industri perfilman nasional dapat kembali berkontribusi positif bagi pertumbuhan film Tanah Air dan ekonomi,” kata Head of Corporate Communications & Brand Management Cinema XXI Dewinta Hutagaol dalam siaran pers, Selasa (30/3).
Meski begitu, ia mengimbau penonton untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan saat berkunjung ke bioskop. Selain itu, “menunda pergi ke bioskop bila merasa kurang sehat,” kata dia.
Chief of Technology Officer (CTO) Nusantics Revata Utama menilai, hasil riset tersebut dapat membangkitkan kembali industri film Nusantara. Revata sendiri berpengalaman sebagai medical diagnostic scientist.
Ia memimpin tim peneliti di Nusantics dalam melakukan berbagai penelitian, salah-satunya yang berfokus pada pengembangan riset diagnostik terkait microbiome atau kumpulan bakteri, virus, jamur dan arkea dengan lingkungan, kesehatan manusia hingga kecantikan.
Sebelumnya Nusantics juga tergabung dalam gugus tugas penanggulangan pandemi corona yang dibentuk oleh BPPT. Nusantics merancang desain utama PCR test kit untuk mendeteksi Covid-19 dengan strain virus lokal dan mutasi terbaru yang kemudian diproduksi oleh Biofarma.
Alat tersebut juga telah digunakan di seluruh Indonesia sejak April 2020.
Mantan Kepala Badan Ekonomi Kreatif dan Venture Advisor East Ventures, Triawan Munaf menambahkan, riset yang dilakukan oleh Nusantics terhadap udara di studio bioskop perlu rutin dilakukan. “Ini untuk memastikan kondisi di lapangan demi keamanan bersama,” ujarnya.
Ia pun mendukung riset seperti itu untuk mendongkrak kembali industri film di Indonesia. Apalagi, jumlah penonton film nasional menurun drastis tahun lalu, setelah mencapai hampir 52 juta orang pada 2019.
Per Maret 2021, film nasional baru dinikmati oleh sekitar 445 ribu penonton. Salah satu penyebab turunnya jumlah penonton yakni stigma negatif mengenai kegiatan menonton di bioskop saat pandemi corona.