Adu Strategi Startup ‘Restoran Hantu’ India yang Disuntik Gojek dan RI
Startup yang disuntik Gojek, Rebel Foods menyasar pasar Indonesia. Unicorn baru asal India ini bersaing dengan perusahaan rintisan lokal di bidang cloud kitchen atau dikenal restoran hantu, seperti DishServe dan Hangry.
Cloud kitchen merupakan istilah layanan restoran berbasis komputasi awan (cloud). Konsumen tidak bisa membeli dan menikmati makanan maupun minuman di restoran, karena produk hanya dapat dipesan secara online.
CEO DishServe Rishabh Singhi mengatakan, perusahaan berfokus pada kolaborasi dengan ekosistem digital. Sebab, pertumbuhan cloud kitchen terdorong oleh tren pertumbuhan layanan pesan-antar makanan (food delivery).
"Cloud kitchen mengandalkan layanan pesan-antar makanan," kata Rishabh dalam acara Tech in Asia Conference 2021, Rabu (13/10). Di Indonesia, ada GoFood, GrabFood, ShopeeFood, dan Travelok Eats.
Selain itu, meningkatkan engagement dengan konsumen. Menurutnya, perusahaan perlu berkomunikasi dengan pengguna mengenai produk terbaru melalui media sosial.
Sedangkan Co-founder Rebel Foods Ankush Grover mengatakan, perusahaan menyesuaikan tren dengan permintaan pasar lokal. Startup yang disuntik Gojek ini memang beroperasi di 10 negara yakni India, Uni Emirat Arab, Indonesia, Malaysia, Inggris, Singapura, Thailand, Hong Kong, Filipina, dan Bangladesh.
"Misalnya, orang Indonesia suka sambal. Maka harus bisa menyesuaikan permintaan lokal," kata Ankush.
Gojek menyuntik Rebel Foods US$ 5 juta pada 2019. Baru-baru ini, startup asal India itu meraih pendanaan seri F total US$ 1,4 miliar dan menyandang status unicorn.
Co-founder sekaligus CEO Hangry Abraham Viktor mengatakan, persaingan di industri kuliner ketat atau berada di area red-ocean. Untuk meningkatkan daya tarik, perusahaan cloud kitchen perlu membuat promo.
"Jadi, promosi seperti diskon ini efektif," katanya.
Abraham mengatakan, pasar Indonesia menjanjikan. "Saya pikir, untuk lima tahun ke depan pasar pesan-antar makanan akan terus bertambah," katanya.
Layanan pesan-antar makanan memang meningkat selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) saat pandemi Covid-19. Angkanya tertera pada Databoks di bawah ini:
Riset Grab dan Euromonitor International juga menyebutkan, transaksi atau gross merchandise value (GMV) pesan-antar makanan seperti GrabFood dan GoFood di Asia Tenggara diramal US$ 28 miliar atau sekitar Rp 398 triliun pada 2025.