Startup Kesehatan Halodoc Bantah Kabar PHK Massal
Startup kesehatan Halodoc membantah kabar melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK massal. Perusahaan hanya menjalankan evaluasi kerja.
VP Government Relation and Corporation Affair Adeline Fiane Hindarto mengatakan, perusahaan sedang melakukan evaluasi kinerja. Ini merupakan kegiatan rutin.
Evaluasi kinerja itu sekaligus bagian dari transformasi seiring perubahan dari pandemi corona ke endemi.
Namun Halodoc dirumorkan telah melakukan PHK. “Dapat kami mengonfirmasikan bahwa saat ini tidak terjadi layoff massal di perusahaan," kata Adeline kepada Katadata.co.id, Selasa (14/6).
Ia mengatakan, karyawan di Halodoc tetap menjadi pilar utama dalam membangun bisnis berkelanjutan. Tujuannya, menyederhanakan layanan akses kesehatan.
Halodoc merupakan startup kesehatan yang telah menggaet 18 juta pengguna dan 20 ribu lebih dokter. Selain itu, terdapat lebih dari 4.000 penyedia layanan mulai dari rumah sakit hingga apotek di platform.
Startup itu juga masuk dalam daftar 100 perusahaan penyedia layanan kesehatan digital top dunia, berdasarkan The Healthcare Technology Report. Halodoc menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia dan salah satu dari dua perusahaan terpilih dari Asia, untuk kategori consumer healthtech.
Sebelumnya, ada beberapa startup di Indonesia yang melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK tahun ini. Startup itu yakni TaniHub, Zenius, LinkAja, Pahamify, JD.ID, Mobile Premier League (MPL), dan Lummo.
Shopee juga dikabarkan akan melakukan PHK massal. Langkah ini utamanya dilakukan di lini bisnis Shopee Food dan ShopeePay.
“PHK massal akan dilakukan di seluruh negara di mana Shopee beroperasi,” kata beberapa sumber, dikutip dari Tech In Asia, Senin malam (13/6).
Katadata.co.id sudah mengonfirmasi kabar tersebut kepada Shopee. Namun, belum ada tanggapan.
Sea Group juga belum mengeluarkan pengumuman apapun terkait kabar PHK massal di laman resmi. Begitu pun di situs bursa saham New York (NYSE).