Riset: Banyak Startup Asia Tenggara Kurangi Tunjangan Karyawan

Desy Setyowati
25 April 2023, 07:00
startup, karyawan startup
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/AWW.
Warga mengamati aplikasi-aplikasi startup yang dapat diunduh melalui telepon pintar di Jakarta, Selasa (26/10/2021).

Glints dan Monk's Hill Ventures (MHV) mencatat, banyak startup di Asia Tenggara mengurangi tunjangan kepada pegawai. Sementara itu, pemberan Employee Stock Option Plan (ESOP) atau kepemilikan saham perusahaan kepada karyawan sedang tren.

Hal itu tertuang dalam laporan Glints dan Monk's Hill Ventures (MHV) bertajuk ‘Southeast Asia Startup Talent Report 2023’. Laporan ini analisis 10.000 poin data dan 30 wawancara dengan pendiri startup di Indonesia, Singapura, dan Vietnam.

“Terkait tunjangan karyawan, banyak startup tampak mengurangi tunjangan dan fasilitas tambahan di luar gaji pokok (fringe benefit) guna memangkas biaya,” demikian dikutip dari laporan, Jumat (14/4).

Meski begitu, gaji ke-13, bonus berdasarkan kinerja, serta sistem kerja fleksibel atau hibrid tetap dianggap wajib. Jenis tunjangan yang diberikan oleh startup di Asia Tenggara yakni:

  1. Bonus berdasarkan kinerja 58%
  2. Gaji ke-13 33%
  3. Bonus refferal 25%
  4. Bonus retensi 17%
  5. Bonus langsung  13%

“Pada kenyataannya, jika tunjangan yang diberikan hanya yang wajib, karyawan justru lebih memahami dan menghargai tunjangan yang diterimanya. Hal ini juga mengurangi ambiguitas dan keruwetan,” demikian dikutip.

Menurut seorang pendiri perusahaan di Indonesia yang diwawancarai oleh Glints, terlalu banyak tunjangan dapat menimbulkan kerumitan secara administratif. Ia menganjurkan cukup bonus kinerja, ditambah program ESOP standar, asuransi kesehatan, dan opsi kerja fleksibel.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...