Banyak Startup Penyedia Sayuran Tutup, Apa Penyebabnya?
Setidaknya hampir 20 startup tutup di Indonesia, dan sebagian besar bergerak di bidang penyedia sayur-sayuran hingga kebutuhan sehari-hari. Apa penyebabnya?
Yang terbaru, startup e-grocery Tumbasin menyatakan tutup operasional per 2 Mei. “Terima kasih sudah bersama menggerakkan pasar tradisional dengan memilih belanja melalui Tumbasin,” kata perusahaan dalam unggahan di Instagram resmi, Selasa (2/5).
Berikut daftar startup tutup dan bangkrut di Indonesia sejak ada pandemi corona:
- Penyedia layanan Video on Demand (VoD) Hooq
- Penyedia layanan jasa Beres.id
- Gojek menutup GoFood Festival dan GoLife
- Startup penyedia sayur dan bahan bokok Brambang
- Penyedia gim online Mobile Premier League (MPL)
- Startup penyedia sayur dan bahan bokok Sayurbox menutup toko offline dan bisnis di dua lokasi
- Startup penyedia sayur dan bahan bokok Tanihub menutup layanan business to consumer (B2C)
- Aplikasi navigasi transportasi umum Trafi
- Startup kripto Blocknom
- Startup penyedia sayur dan bahan bokok HappyFresh sempat tutup, namun beroperasi kembali setelah mendapatkan pendanaan
- Traveloka menutup beberapa layanan
- Startup quick commerce atau belanja kilat Bananas
- Startup e-commerce Elevenia
- Startup e-commerce JD.ID
- RateS (tutup gudang sementara)
- Fave
- Danafix
- DishServe
- Tumbasin
Sementara itu, perusahaan rintisan yang menyatakan kebangkrutan atau startup bangkrut sebagai berikut:
- E-commerce furnitur Fabelio
- E-commerce busana atau fashion Sorabel
- Penyedia bahan baku bagi restoran Stoqo
- Penyedia layanan akomodasi AiryRooms
- Fintech lending atau pinjaman online UangTeman
- Startup coworking space CoHive
- Startup grocery Tumbasin
Alasan Startup E-Grocery Ramai Tutup
Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro menyampaikan ada dua faktor yang mempengaruhi startup penyedia sayuran dan sembako tutup, yakni:
- Perilaku konsumen yang sudah berubah
- Perilaku belanja di Indonesia berbeda dengan negara lain
Peluang dari pandemi Covid-19 diambil sebagai kesempatan besar oleh para pelaku startup. “Selama pandemi corona, konsumen tidak punya pilihan belanja selain berbelanja online,” kata Eddi kepada Katadata.co.id, Senin (8/5).