East Ventures Ungkap Banyak Pendiri Startup Mulai Perhatikan ESG
Investor startup East Ventures mengungkapkan banyak pendiri startup yang kini memperhatikan prinsip ESG atau Environmental, Social, and Governance ke dalam bisnis perusahaan. Menanggapi hal ini, East Ventures mengintegrasikan ESG sebagai pertimbangan dan dampak kepada seluruh siklus investasi perusahaan.
“Kami sangat senang bahwa banyak pendiri yang benar-benar merangkul gerakan keberlanjutan ini dan benar-benar ingin meningkatkan dampak ESG dan pertimbangan dalam bisnis mereka,” kata Partner at East Ventures Avina Sugiarto dalam webinar yang bertajuk 'Scaling tech innovations for our planet', Senin (12/6).
Avina pun mengungkapkan para pendiri startup sangat antusias tentang bagaimana meningkatkan skor ESG perusahaan hingga ingin meluncurkan dampak berkelanjutan.
Lebih lanjut, East Ventures memiliki tim ESG yang akan mendorong perusahaan portofolio dengan memberikan saran dan memandu perusahaan dalam manajemen resiko ESG. Hal ini juga berjalan sesuai tujuan berkelanjutan dari Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB.
Sebelumnya, East Ventures bersama Temasek Foundation meluncurkan program Climate Impact Innovations Challenge (CIIC), sebuah kompetisi yang memberikan peluang bagi para inovator teknologi untuk menampilkan inovasi berkelanjutan dalam mengatasi berbagai tantangan ekologis dan mengurangi dampak perubahan iklim.
Pemenangnya akan memenangkan total hadiah sebesar Rp 10 miliar, yang akan diberikan kepada para pemenang untuk menguji coba solusi mereka di Indonesia.
Melalui program tersebut, Avina mengungkapkan mendapat banyak ide inovasi atau karya yang sangat menarik. Bahkan, “beberapa di antaranya belum pernah saya dengar sebelumnya,” kata dia.
“Inovasi yang kuat, kunci bisnis, dan inovasi teknologi iklim tersebut datang dan tersebar di berbagai sektor,” ujarnya. Mulai dari makanan, pertanian, hingga kelautan.
Ia pun mencontohkan beberapa inovasi seperti mengubah cara praktik pertanian, pertanian rumput laut untuk berbagai solusi efisiensi energi, dan banyak lainnya.
Menurutnya, inovasi-inovasi yang ditawarkan tidak hanya membantu mengurangi emisi, tapi juga mampu meningkatkan bisnis.
East Ventures memang membidik startup-startup yang bergerak dalam isu ESG, seperti di bidang electrical mobility, renewable energy, dan energy efficiency solutions.
Avina menyebutkan salah satunya di bidang kelautan. “Karena laut itu adalah salah satu karbonsi yang paling besar di dunia dan Indonesia memiliki 76% dari wilayah Indonesia adalah laut atau air,” kata Avina dalam sesi diskusi Fortune Indonesia Summit 2023 di Jakarta, Kamis (16/3).
Selain itu, ia mengatakan East Ventures mencari startup dengan solusi di bidang karbon solution, food dan Agriculture untuk bisa diinvestasikan.
“Kami lihat food security itu juga sangat memberikan dampak kepada climate dari sisi methane emissions,” katanya. “Bagaimana membuat industri food DAan agrikultur itu menjadi sustainable dengan mengurangi emisi methane emissions dan greenhouse gases.”
Avina menyatakan East Ventures sudah banyak berinvestasi di startup climate solution. Namun, masih mencari startup yang pas di bidang ini.
Ia mencontohkan Xurya Daya Indonesia, startup energi terbarukan, memanfaatkan teknologi internet of things (IoT) untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap.
“Untuk gedung-gedung dan industri real estate untuk bisa mengkonversi energi mereka dari yang kebanyakan batubara di PLN menjadi solar renewable energi,” ujar Avina.