Startup Suami Maudy Ayunda Akhirnya Untung Berkat Bitcoin

Desy Setyowati
21 Mei 2024, 15:08
reku, jesse choi, bitcoin, maudy ayunda,
Reku
Jonhni Chen, Co-Founder & CTO of Reku (di belakang); Sumardi Fung, Co-Founder & CEO of Reku (kiri); Jesse Choi, COO of Reku (dua dari kanan); Robby, CCO of Reku (kanan). Reku, platform pertukaran dan pasar kripto Indonesia, resmi menjadi platform pertama yang mendapatkan persetujuan tertulis untuk menjalankan Staking dari Badan Pengawas Perdagangan Komoditas dan Berjangka (BAPPEBTI). Reku sudah berkolaborasi dengan BAPPEBTI dalam pelaksanaan peraturan dan tata tertib dalam hal staking sejak 2 September 2022
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Startup yang dipimpin oleh suami selebritas Maudy Ayunda, Jesse Choi yakni Reku akhirnya untung. Hal ini karena harga Bitcoin yang melonjak.

“Saya senang bahwa kuartal pertama 2024 merupakan yang terbaik bagi kami dalam dua setengah tahun terakhir, baik dari segi volume perdagangan maupun hasil finansial,” kata Co-founder sekaligus Co-CEO Reku Jesse Choi dalam keterangan pers, Selasa (21/5).

“Selain itu, sangat menguntungkan. Margin keuntungan melebihi 50%, yang merupakan pencapaian yang signifikan bagi kami. Kami sangat senang dengan hasil ini,” Jesse menambahkan.

Reku merupakan perusahaan pertukaran kripto dengan lebih dari 500 ribu pengguna. Startup ini memperoleh pendanaan seri A US$ 11 juta yang dipimpin oleh AC Ventures, dengan partisipasi sejumlah investor, termasuk Coinbase Ventures.

Jesse menyampaikan, harga Bitcoin mencapai level tertinggi sepanjang masa pada awal tahun ini. “Pergerakan harga Bitcoin yang signifikan seringkali menyebabkan peningkatan aktivitas pasar secara keseluruhan, yang umumnya positif bagi kami di Reku,” kata dia.

“Ini sangat terlihat dalam dua kuartal terakhir, kami mengalami beberapa volume perdagangan tertinggi dalam sejarah perusahaan,” Jesse menambahkan.

“Sebagai bursa yang beroperasi dengan model pendapatan berbasis volume, periode aktivitas tinggi ini berkontribusi besar pada kinerja keuangan, menjadikan kuartal-kuartal ini sangat sukses,” ujar suami Maudy Ayunda itu.

Menurut dia, harga Bitcoin meroket karena dua faktor utama yakni halving event dan peluncuran ETF Bitcoin oleh BlackRock.

Halving Bitcoin adalah peristiwa terjadwal yang mengurangi hadiah untuk menambang blok Bitcoin baru menjadi separuhnya. Pasokan yang berkurang menyebabkan harga Bitcoin naik.

Secara paralel, menurut Jesse peluncuran ETF Bitcoin BlackRock memainkan peran penting dalam melegitimasi kripto dalam lanskap keuangan institusional. ETF ini memungkinkan eksposur investasi institusional dan ritel yang lebih besar, meningkatkan likuiditas Bitcoin dan mengintegrasikannya ke pasar keuangan yang lebih luas.

Langkah BlackRock itu sangat berpengaruh karena posisinya sebagai manajer aset terbesar di dunia, menambahkan lapisan kredibilitas dan stabilitas pada pasar kripto yang sebelumnya dianggap terlalu fluktuatif dan berisiko.

Menurut suami Maudy Ayunda itu, ETF tersebut tidak hanya menyederhanakan investasi dalam Bitcoin, tetapi juga menjanjikan pelacakan harga yang lebih akurat dan potensi biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan metode investasi lainnya.

“Perkembangan ini secara bersama-sama mendorong sentimen bullish di pasar kripto global, yang menyebabkan peningkatan adopsi dan investasi, baik dari investor institusional maupun pedagang ritel, sehingga mendorong harga Bitcoin ke level baru,” kata Jesse.

Ia juga mencatat bahwa sebagian besar negara bergerak menuju kerangka regulasi terkait kripto yang lebih positif. Hal ini mendorong adopsi dan meningkatkan legitimasi ruang kripto.

Jesse mencontohkan upaya proaktif Hong Kong untuk menjadi pusat kripto Asia, yang mengindikasikan pendekatan regulasi yang progresif di wilayah ini.

Sementara itu, di Indonesia, tanggung jawab regulasi akan segera dialihkan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi atau BAPPEBTI ke Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Menurut dia, perubahan itu menandakan pengakuan kripto sebagai instrumen keuangan yang sah di Nusantara dan menunjukkan kecenderungan menuju regulasi yang lebih ketat.

Jesse juga menyampaikan, kripto seperti Bitcoin awalnya dianggap sebagai bentuk uang terdesentralisasi. Kini, peran Bitcoin semakin didefinisikan sebagai simpanan nilai daripada medium untuk transaksi.

“Dengan integrasinya ke dalam struktur keuangan yang lebih formal, seperti munculnya ETF, dan penerimaan yang lebih luas oleh berbagai pemerintah dan lembaga global, Bitcoin menunjukkan bahwa kript ini dapat menjadi kelas aset yang tahan banting dan berharga, bahkan di tengah fluktuasi ekonomi,” ujar dia.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...