Kiprah Jack Dorsey yang Mundur dari CEO Twitter dan Fokus Kripto
Pendiri raksasa media sosial asal Amerika Serikat (AS) Twitter, Jack Dorsey mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO. Ia disebut-sebut memilih untuk berfokus pada investasi uang kripto (cryptocurrency) bitcoin.
Twitter mengumumkan pengunduran diri Dorsey pada Senin (29/11). Posisinya digantikan oleh CTO Twitter Parag Agrawal.
Perusahaan mengatakan, Dorsey akan tetap berada di jajaran dewan sampai pertemuan pemegang saham Twitter pada 2022.
Dorsey mengatakan, alasan ia mengundurkan diri karena yakin perusahaan akan berkembang tanpa pendiri. "Kepercayaan saya pada Parag sebagai CEO Twitter sangat dalam. Karyanya selama 10 tahun terakhir telah transformasional," kata Dorsey dikutip dari The Guardian, Selasa (30/11).
Ini merupakan kedua kalinya Dorsey mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO Twitter. Dorsey merupakan pendiri dan CEO pertama perusahaan sejak berdiri pada 2006.
Setelah menjabat sebagai CEO dua tahun, ia digantikan oleh pendiri Twitter lainnya Evan Williams pada 2008. Dorsey kembali menjabat CEO pada 2015.
Dorsey besar di St. Louis, Missouri, AS. Ia mengenyam pendidikan di University of Missouri–Rolla dan New York University. Di kampus, Dorsey mendapatkan ide membuat Twitter.
Dalam podcast, ia mengemukakan gagasannya mengenai penggunaan layanan pesan singkat untuk berkomunikasi dalam ekosistem kelompok kecil.
Selain mendirikan Twitter, pengusaha berusia 45 tahun itu juga mengembangkan platform teknologi finansial (fintech) bernama Squere pada 2009.
Setelah mundur dari Twitter tahun ini, Dorsey dikabarkan akan fokus berinvestasi di bitcoin. Sebab, Dorsey merupakan penggemar lama bitcoin.
"Jika saya tidak berada di Square atau Twitter, saya akan mengerjakan bitcoin,” kata Dorsey pada Juni, dikutip dari Reuters, Selasa (30/11).
Ia tertarik pada blockchain karena dianggap memiliki fungsi sebagai teknologi internet dasar yang tidak dikendalikan atau dipengaruhi oleh entitas mana pun.
Ia pun menyukai sifat desentralisasi kekuasaan di internet. Di Twitter, ia juga mempelopori pendanaan proyek BlueSky yang menjadi standar perusahaan media sosial. Melalui proyek itu, pengguna jaringan media sosial akan dapat berkomunikasi dengan lebih mudah satu sama lain.
Kegemaran Dorsey pada bitcoin juga diterapkan pada perusahaannya, Squere dan Twitter. Square menjadi salah satu perusahaan publik pertama yang memiliki aset bitcoin di dalam neraca. Squere menginvestasikan US$ 220 juta untuk cryptocurrency.
Pada Agustus, Square menciptakan unit bisnis baru bernama TBD yang berfokus menginvestasikan dana ke bitcoin. Squere juga berencana membangun dompet perangkat keras untuk bitcoin, sistem penambangan, serta pertukaran kripto terdesentralisasi.
Kemudian, Twitter meluncurkan fitur tip yang membuat pengguna bisa memberi tip kepada kreator konten (content creator) favorit menggunakan bitcoin.
Head of research di Fundstrat Global Advisors Tom Lee mengatakan, fokusnya Dorsey kepada bitcoin akan membantu bullish harga untuk bitcoin. "Dibutuhkan orang-orang seperti Jack Dorsey untuk benar-benar menyusun fokus pada bitcoin,” kata Lee dikutip CNBC Internasional pada Senin (29/11).