Tokopedia Beri Tips Jadi Pekerja Startup
Talenta digital sangat dibutuhkan di Indonesia seiring masifnya digitalisasi di berbagai sektor. Tokopedia pun membagikan sejumlah tips untuk menjadi pekerja startup.
Software Engineer Lead Tokopedia Tika Widiati mengatakan, talenta digital tidak hanya membutuhkan hard skill, tapi juga soft skill. Hard skill merupakan keterampilan atau pengetahuan khusus yang dibutuhkan untuk sebuah pekerjaan.
Misalnya, software engineer membutuhkan kemampuan teknis bahasa pemrograman. Sebab mereka bertugas menganalisis, membuat rekayasa, menyusun spesifikasi, mengimplementasikan, serta memvalidasi rancangan sistem perangkat lunak.
Sedangkan soft skill merupakan keterampilan umum yang berlaku untuk semua profesi. "Jadi, talenta digital juga mesti punya keinginan terus belajar, karena teknologi digital itu dinamis," kata Tika dalam konferensi pers virtual, Jumat (15/7).
Selain itu, talenta digital membutuhkan kemampuan komunikasi yang kuat. "Ini agar bisa berkolaborasi dengan tim dalam selesaikan pekerjaan," katanya.
Engineering Manager Tokopedia M Ilham Jamaludin juga mengatakan, pekerja di startup membutuhkan daya analisis kuat dalam menyelesaikan masalah. "Sehari-harinya bergulat dengan inovasi, seperti menghadirkan fitur yang bermanfaat bagi masyarakat," katanya.
Untuk menghasilkan talenta digital andal, Tokopedia menggelar program Tokopedia Academy. Program yang dirilis pada 2019 ini adalah wadah untuk mengedukasi calon talenta digital lokal dengan berbagai acara, seperti bootcamp hingga workshop.
Tokopedia Academy juga memberikan akses berupa video, artikel hingga podcast dengan topik bermacam-macam. Tema edukasinya teknologi dan data, produk hingga kepemimpinan.
Salah satu bagian dari Tokopedia Academy adalah konferensi teknologi tahunan bernama START Summit. Tokopedia menggelar konferensi teknologi ini untuk ketiga kalinya pada besok (16/7).
START Summit 2022 akan membahas berbagai topik terkait teknologi, seperti monitoring antarmuka pemrograman aplikasi atau API, machine learning, deteksi fraud hingga anatomi sistem search engine.
"Kami berbagi semua pengalaman yang kami punya mengenai teknologi terbaru. Ini untuk mengembangkan ekosistem digital di Indonesia," kata Ilham.
Di sisi lain, McKinsey dan Bank Dunia telah memperkirakan bahwa Indonesia kekurangan sembilan juta pekerja digital hingga 2030. Ini artinya, ada kebutuhan 600 ribu pegiat digital per tahun.
Riset Amazon Web Services (AWS) dan AlphaBeta juga menunjukkan, hanya 19% dari seluruh angkatan kerja di Indonesia yang mempunyai keahlian di bidang digital. Padahal, Nusantara butuh 110 juta talenta digital baru untuk mendukung ekonomi pada 2025