Kontroversi Penalti di Piala Dunia 2022, Apa Itu Teknologi SAOT & VAR?
Tim nasional Argentina yang menjadi juara Piala Dunia 2022 mendapatkan hadiah penalti di lima dari tujuh kali pertandingan. Teknologi seperti offside semi-otomatis alias semi-automated offside technology (SAOT) dan Video Assistant Referee (VAR) pun disorot.
Argentina menang melawan Prancis 4-2 dalam final Piala Dunia 2022 pada Minggu malam (18/12). Sedangkan selama pertandingan, skor imbang 3-3. Rinciannya sebagai berikut:
Argentina
- Gol penalti Lionel Messi pada menit ke-23
- Gol Angel Di Maria pada menit ke-36
- Gol Lionel Messi pada menit ke-108
- Gol di babak penalti Lionel Messi
- Gol di babak penalti Paulo Dybala
- Gol di babak penalti Leandro Paredes
- Gol di babak penalti Gonzalo Montiel
Prancis:
- Gol penalti Kylian Mbappe pada menit ke-80
- Gol Kylian Mbappe pada menit ke-81
- Gol penalti Kylian Mbappe pada menit ke-116
- Gol di babak penalti Kylian Mbappe
- Gol di babak penalti Randal Kolo Muani
Sebelumnya Argentina mendapatkan hadiah penalti dalam pertandingan:
- Argentina vs Arab Saudi: 1-2
- Argentina vs Polandia: 2-0
- Argentina vs Belanda: 2-2 dan babak penalti 4-3
- Argentina vs Kroasia: 3-0
- Argentina vs Prancis: 3-3 dan babak penalti 4-2
Beberapa warganet pun menyinggung soal teknologi VAR terkait banyaknya hadiah penalti yang diterima oleh tim nasional Argentina.
If Argentina do go on to win this tournament, it’ll always have a dark cloud over it. They now have the most penalties awarded at the World Cup in a single campaign and many of them aren’t deserved. In the era of VAR, you can’t hide the corruption anymore.— RMZZ (@RMBlancoZz) December 13, 2022
Apa itu VAR?
VAR digunakan sejak penyelenggaraan Piala Dunia FIFA 2018 di Rusia. Teknologi ini merekam pertandingan dari berbagai sudut.
Hal itu memungkinkan wasit meninjau tayangan ulang yang merekam insiden dalam pertandingan sepak bola. Kecepatan rekaman video juga bisa diperlambat, sehinga wasit dapat melihat secara lebih jelas apa yang terjadi selama pertandingan.
VAR dapat digunakan untuk meninjau empat jenis keputusan, yaitu:
- Gol dan pelanggaran yang terjadi sebelumnya
- Kartu merah
- Penalti
- Kesalahan identitas saat memberikan kartu
“Dalam beberapa kasus, keputusan yang dibuat oleh wasit utama dapat dibatalkan. Namun, itu harus menjadi ‘kesalahan yang jelas’,” dikutip dari The PFSA.
VAR dioperasikan dalam ruangan khusus yang terhubung dengan wasit di lapangan menggunakan perangkat komunikasi. Tim VAR yakni:
- Seorang video assistant referee
- Tiga orang asisten video assistant referee
- Empat petugas penayang video dari berbagai angle
Apa Itu SAOT?
Selain VAR, penyelenggara Piala Dunia 2022 menggunakan teknologi SAOT. Teknologi ini menggunakan 12 kamera pelacak khusus yang dipasang di bawah atap stadion.
Itu bertujuan melacak bola dan hingga 29 titik data dari setiap pemain, termasuk anggota tubuh. Pelacakan dilakukan hingga 50 kali per detik.
SAOT menggabungkan data pelacakan tungkai dan bola, serta menerapkan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).
Teknologi itu memberikan peringatan offside otomatis kepada ofisial pertandingan video di ruang operasi video. Peringatan diberikan jika bola diterima oleh penyerang yang berada dalam posisi offside.
Tahapannya sebagai berikut:
- Muncul peringatan
- Petugas video pertandingan memvalidasi keputusan yang diusulkan, dengan memeriksa titik tendangan dan garis offside dan mengkajinya berdasarkan posisi kaki pemain
- Setelah keputusan dikonfirmasi oleh petugas video pertandingan dan wasit di lapangan, poin data posisi dibuat menjadi animasi 3D yang memerinci posisi anggota tubuh pemain di lapangan
- Animasi 3D itu akan selalu menampilkan perspektif terbaik untuk situasi offside
- Animasi 3D itu kemudian ditampilkan di layar raksasa di stadion dan perangkat mitra penyiaran FIFA, supaya bisa menginformasikan hasilnya kepada penonton