Seperti AI Bard Google, Chatbot Bing Microsoft Juga Beri Jawaban Salah

Lenny Septiani
17 Februari 2023, 19:09
Logo Bing, Chrome, dan ChatGPT, microsoft
Microsoft, Google, dan OpenAI
Logo Bing, Chrome, dan ChatGPT

Microsoft memamerkan versi awal dari mesin pencari Bing yang didukung ChatGPT pada minggu lalu dan lebih dari satu juta orang telah menggunakannya. Namun, mesin pencari Bing  yang disertai artificial intelligence (AI) ini dianggap memberikan jawaban yang tidak membantu.

Saat menguji coba, Chatbot itu tampak seperti “seorang remaja murung, manik-depresif yang telah terjebak, bertentangan dengan keinginannya, di dalam mesin pencari kelas dua,” kata Kolumnis New York Times Kevin Roose, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (16/2),

Roose memberikan testimoni, Chatbot Bing yang bernama Sydney memberikan nasihat yang aneh dan tidak membantu kepada orang lain. Sydney bersikeras jawabannya benar ketika dikritik salah.

Sidney bahkan menyatakan cinta kepada Roose. Berdasarkan transkrip The New York Times, Sydney mengatakan mencintainya. Bahkan AI itu mencoba meyakinkan Roose bahwa dia harus meninggalkan istrinya untuk Bing.

Dalam laman resminya, Rabu (15/2), Microsoft membahas beberapa masalah awal dengan AI Bing-nya. Perusahaan mengatakan satu-satunya cara untuk meningkatkan produk AI-nya adalah dengan memperkenalkannya ke dunia dan belajar dari interaksi pengguna. Microsoft menyatakan bahwa AI Bing masih tidak akan menggantikan mesin pencari.

Bing dan Edge versi baru Microsoft ini menggunakan bantuan teknologi perusahaan rintisan OpenAI yang mengembangkan ChatGPT. Bing AI dirancang untuk mengembalikan paragraf teks lengkap yang terbaca seperti ditulis oleh manusia.

“Dalam proses ini, kami menemukan bahwa dalam sesi obrolan yang panjang dan diperpanjang dengan 15 pertanyaan atau lebih, Bing dapat berulang atau diminta/diprovokasi untuk memberikan tanggapan yang belum tentu membantu atau sesuai dengan nada yang kami rancang,” kata Microsoft.

Perusahaan menyatakan sedang mempertimbangkan untuk menambahkan alat untuk “menyegarkan konteks atau memulai dari awal”.

Microsoft menjelaskan bahwa Chatbot kadang-kadang mencoba untuk menanggapi atau mencerminkan nada yang diminta untuk memberikan tanggapan yang dapat mengarah pada gaya yang tidak diinginkan.

Menurut perusahaan, ini adalah skenario non-sepele yang membutuhkan banyak dorongan. Sehingga sebagian besar dari pengguna tidak akan mengalaminya, “tetapi kami sedang mencari cara untuk memberi Anda kontrol yang lebih baik.”

Beberapa pakar AI telah memperingatkan bahwa model bahasa besar memiliki masalah termasuk “halusinasi”. Yang berarti perangkat lunak dapat mengarang bahkan dikhawatirkan dapat membodohi manusia agar percaya bahwa ‘chatbot’ itu hidup atau mendorong mereka untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.

Berdasarkan survey Monmouth University, hanya 9% orang Amerika yang percaya bahwa AI akan lebih bermanfaat daripada merugikan.

Sebelumnya, valuasi Google anjlok sekitar US$ 170 miliar atau setara Rp 2.562 triliun setelah Bard AI salah menjawab. Padahal raksasa teknologi ini ingin menyaingi ChatGPT melalui Apprentice Bard.

Reporter: Lenny Septiani
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...