Sejarah Gedung DPR yang Viral Ganti Nama Istana Tikus di Google Maps

Lavinda
Oleh Lavinda
4 Juli 2023, 12:34
Gedung DPR
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Suasana dome Gedung Nusantara DPR atau Gedung Kura-Kura di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (19/5/2022).

Nama Gedung DPR RI tiba-tiba ramai dibincangkan masyarakat karena berubah di Google Maps menjadi 'Sarang Tikus' hingga 'Istana Tikus. Sebenarnya, bagaimana sejarah Gedung DPR?

Dikutip dari laman mpr.go.id, Gedung MPR/DPR/DPD yang berbentuk seperti tempurung kura-kura itu didirikan pada 8 Maret 1965 melalui Surat Keputusan Presiden RI Nomor 48/1965. Hal ini berawal dari gagasan Presiden Pertama Soekarno untuk menyelenggarakan Conference of the New Emerging Forces atau CONEFO.

Arsitektur gedung merupakan hasil rancangan karya Soejoedi Wirjoatmodjo yang ditetapkan dan disahkan oleh Presiden Soekarno pada 22 Februari 1965.

Pembangunan sempat terhambat karena adanya peristiwa Gerakan 30 September dan dilanjutkan kembali berdasarkan Surat Keputusan Presidium Kabinet Ampera Nomor 79/U/Kep/11/1966 tanggal 9 November 1966. Akhirnya, kegunaan gedung diubah menjadi Gedung MPR/DPR RI.

Komplek MPR/DPR/DPD RI terdiri dari beberapa gedung, yaitu:

  • Gedung Nusantara. Ini merupakan gedung utama dalam komplek MPR/DPR/DPD yang berbentuk kubah dengan bentuk setengah lingkaran, melambangkan kepakan sayap burung yang akan lepas landas.
  • Gedung Nusantara I setinggi 100 meter dengan 24 lantai.
  • Gedung Nusantara II.
  • Gedung Nusantara III.
  • Gedung Nusantara IV.
  • Gedung Nusantara V.
  • Gedung Bharana Graha.
  • Gedung Sekretariat Jenderal MPR/DPR/DPD.
  • Gedung Mekanik.
  • Masjid Baiturrahman.

Di areal komplek Gedung DPR, terdapat kolam air mancur dengan Patung Elemen Estetik dan diapit oleh tiang bendera berjumlah 35 buah. Terdapat pula tulisan besar Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dengan titik pandang utama tangga yang besar dan tinggi masuk Gedung Nusantara.

Wujud Patung Elemen Estetik pada dasarnya berupa tiga bulatan yang saling berhubungan dan berkesinambungan. Patung Elemen Estetik ini adalah karya But Mochtar dari Departemen Seni Rupa Institut Teknologi Bandung.

Teknik pembuatan Patung Elemen Estetik adalah dibuat dari konstruksi rangka besi dengan lapisan sheet tembaga ditanamkan pada pondasi beton. Pembuatan Patung Elemen Estetik selesai pada tahun 1977.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...