Data Dukcapil Diduga Bocor, Menkominfo Minta Instansi Jaga Data
Menteri Komunikasi dan Informatika atau Menkominfo Budi Arie Setiadi meminta agar instansi-instansi pemerintahan yang memiliki tugas mengumpulkan data untuk lebih menjaga kerahasiaan data tersebut.
Hal ini diungkapkan Budi menanggapi dugaan bocornya 337 juta data kependudukan dan pencatatan sipil atau Dukcapil yang terjadi pekan lalu.
"Banyak instansi yang mengumpulkan data, karena itu kami berkoordinasi supaya instansi-instansi yang mengumpulkan data itu supaya jaga hak datanya, jangan dibocorkan," kata Budi kepada wartawan di Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Senin (24/7).
Menurut Budi, selama ini banyak instansi yang harus mengumpulkan data saat proses kerjanya. Maka itu, salah satu langkah penting untuk menghadapi kebocoran data ialah dengan menelusuri instansi yang bersangkutan, dan mencari tahu penyebabnya, sehingga kebocoran data bisa diantisipasi agar tak terjadi lagi.
"Bank mengumpulkan data, telekomunikasi kalau jadi pelanggan mengumpulkan data. Banyak instansi yang mengumpulkan data," katanya.
Sebelumnya, pendiri Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @secgro beberapa waktu lau.
Ia menyebut, data yang diduga bocor berisikan keterangan nama, NIK, nomor KK, tanggal lahir, alamat, nama ayah, nama ibu, NIK ayah, NIK ibu, nomor akta lahir/nikah, dan lainnya.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Teguh Setyabudi mengatakan, format elemen data kependudukan yang diduga bocor dan tersebar di media sosial berbeda dengan yang dimiliki Kemendagri berbeda.
"Format elemen datanya tidak sama dengan yang terdapat di database kependudukan yang ada di Direktorat Jenderal (Ditjen) Dukcapil saat ini," ujar Teguh kepada wartawan di Jakarta, Senin (17/7).
Meski demikian, ia mengatakan kementerian tetap melakukan upaya preventif. Saat ini Ditjen Dukcapil bersama para pemangku kepentingan terkait seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta Kominfo melaksanakan audit investigasi dan mitigasi preventif.
"Kedua kegiatan tersebut sudah dijalankan sejak kemarin (Minggu) dan sampai saat ini masih berproses secara cepat," katanya.