Kecanggihan Satelit Satria-1 yang Diresmikan Jokowi Hari Ini
Presiden Jokowi atau Joko Widodo meresmikan satelit Satria-1 hari ini (27/12). Berikut kecanggihan satelit internet ini.
Satelit Satria-1 meluncur ke luar angkasa dari Cape Canaveral Space Lauch Complex 40 (SLC 40), Florida, Amerika Serikat menggunakan roket Falcon 9 dari SpaceX, perusahaan milik Elon Musk pada Juni.
Satria-1 resmi mencapai orbit di atas Papua pada akhir Oktober.
Kini, satelit Satria-1 siap digunakan untuk menyediakan internet di daerah pelosok Indonesia.
Presiden Jokowi akan meresmikan pengoperasian Stasiun Bumi Satria-1 di Desa Matungkas, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
"Selain itu, meresmikan 4.988 BTS 4G yang telah rampung dibangun oleh BAKTI Kominfo di daerah tertinggal, terdepan, terluar alias (3T),” kata Menteri Komunikasi dan Informatika atau Kominfo Budi Arie Setiadi dalam keterangan pers, Rabu (27/12).
Satria-1 memiliki berat 4.600 kilogram. Satelit ini disiapkan untuk menghadirkan internet bagi masyarakat Indonesia di wilayah 3T itu mengisi orbit di 146 Bujur Timur (BT).
Satelit itu diluncurkan untuk menciptakan pemerataan pembangunan, terutama infrastruktur digital di pusat-pusat layanan publik seluruh Indonesia.
Satelit internet Satria-1 merupakan bagian dari program Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi atau BAKTI Kementerian Kominfo.
Satria-1 merupakan satelit dengan teknologi mutakhir Very High-Throughput Satellite alias VHTS pertama di Indonesia dengan total kapasitas 150 Gbps. Ini merupakan yang terbesar di Asia dan kelima di dunia.
Infrastruktur tersebut akan digunakan untuk melayani 37 ribu fasilitas publik.
Satelit Satria-1 bisa menjangkau wilayah yang sangat luas dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, karena operasi transmisi lewat udara. Selain itu, diklaim mengatasi hambatan geografis seperti daratan, gunung, bukit, lembah dan ngarai.
Kecepatan internet di setiap titik layanan publik itu diproyeksikan mencapai 4 Mbps. Kecepatan internet Satria-1 naik dari perhitungan awal di 2018 saat proyek SATRIA-1 dirintis yang mengusung kecepatan 1 Mbps untuk setiap titiknya.
Satelit itu dibangun oleh PT Satelit Nusantara III yang dikerjakan oleh perusahaan antariksa Thales Alenia Space di Cannes, Prancis.
Pengerjaan Satria-1 merupakan proyek dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha atau KPBU. Dalam hal ini, Kominfo bertindak selaku penanggung jawab proyek kerja sama melalui badan layanan umum BAKTI Kominfo.
Sementara itu, PT Satelit Nusantara III sebagai badan usaha penyelenggara (BUP) satelit multifungsi ini dibentuk oleh konsorsium PSN.
Konsorsium PSN merupakan konsorsium perusahaan satelit swasta pertama di Indonesia yang telah memiliki pengalaman satelit operator untuk wilayah Indonesia dan Asia selama lebih dari 32 tahun.