Meskipun Prospek Positif, Adopsi AI di Indonesia Takkan Mudah

Luky Maulana
Oleh Luky Maulana - Tim Publikasi Katadata
5 Maret 2024, 16:33
Para pembicara menggarisbawahi soal beragam peluang dan tantangan pemanfaatan AI. Dok/Katadata.
Katadata
Para pembicara menggarisbawahi soal beragam peluang dan tantangan pemanfaatan AI. Dok/Katadata.
Button AI Summarize

Indonesia memiliki peluang besar mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk mendorong perekonomian digital. AI bahkan menjadi niscaya karena pemerintah maupun pelaku industri akan menerapkannya dalam skala yang lebih luas di masa mendatang. 

Hal tersebut terungkap dalam diskusi terbatas Indonesian Data and Economic Conference (IDE) Katadata 2024, khususnya pada sesi bertajuk Digital Evolution Shaping Indonesia Economic Future, yang digelar di Jakarta, Selasa (5/3). Kali ini, IDE Katadata 2024 mengusung tema Navigating Tomorrow, yang menghadirkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai global thinker.

Dari sudut pandang pelaku usaha, President Tokopedia, Melissa Siska Juminto, menyatakan meskipun AI belakangan telah menjadi buzzword, penggunaan teknologi tersebut pada dasarnya membuat proses bisnis menjadi lebih efisien dan mudah. 

Tokopedia, misalnya, telah menerapkan AI untuk proses bisnis internal maupun eksternal, terutama kepada pengguna platform perseroan. Dengan AI, Tokopedia bisa secara mudah dan efektif mengolah data untuk mengambil keputusan bisnis termasuk meluncurkan fitur/layanan. Dengan begitu, keputusan bisnis yang diambil tersebut bisa berbasis data, serta dapat terhindar dari risiko atau kesalahan yang telah diprediksi. 

Selain itu, Tokopedia menerapkan pula AI pada layanan e-commerce baik untuk konsumen maupun merchant.Dari sisi konsumen, misalnya, perusahaan saat ini tengah menjajaki untuk merilis chatbot. Dengan layanan tersebut, nantinya platform bisa memberikan rekomendasi yang terpersonalisasi ihwal barang yang ingin dibeli konsumen. Adapun bagi merchant, Tokopedia dengan menggunakan AI dapat merekomendasikan kepada mereka untuk melakukan bundling atas produk yang dijual ke konsumen. 

“Paling penting bagi kami sebenarnya bagaimana AI harus dirasakan dan menjadi bagian dari tools gaya hidup bagi karyawan Tokopedia dulu, sebelum mereka bisa memikirkan inovasi yang relevan,” kata Melissa. 

Kehadiran teknologi AI pun tampaknya memberikan prospek positif bagi perusahaan rintisan (startup), terlebih jika mereka menggunakannya dalam proses bisnis. Menurut Managing Partner East Ventures, Roderick Purwana, investor bisa jadi menganggap startup yang telah mengadopsi AI memiliki nilai tambah. Dengan begitu, mereka layak diberikan pendanaan. 

Walaupun begitu, ujar Roderick, penilaian terhadap perusahaan rintisan tetap memperhatikan variabel lain, seperti prospek pasar dari startup-nya, serta visi misi dari founder

“Jika memang ada (startup) yang menggunakan AI untuk efisiensi, apakah untuk mempercepat produk atau memperbesar pangsa pasarnya, itu merupakan nilai tambah buat kami,” katanya seraya menambahkan bisa jadi perkembangan bisnis startup yang tidak mengadopsi AI akan terhambat. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...