Tren AI Hapus Kekhawatiran Bubble Dotcom di Tengah Maraknya PHK

Lenny Septiani
1 April 2024, 22:15
ai, kecerdasan buatan, dotcom bubble
Yandex
Ilustrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Tren teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang populer dalam beberapa tahun terakhir ini dinilai meredakan kekhawatiran para investor, di tengah isu kehancuran teknologi seperti dotcom (.com) pada tahun 2000-an.

“Analisis lebih dalam mengenai kinerja teknologi meredakan kekhawatiran kehancuran teknologi pada 2000-an akan terulang,” kata Chief Investment Officer Hou Wey Fook dalam acara  DBS Chief Investment Officer (CIO) Insights 2Q24: “A Broadening Rally” secara virtual, Senin (1/4). 

Ia menyampaikan, era tech winter kali ini tidak seperti era .com pada akhir 1990-an yang didorong oleh valuasi. Sebab, kenaikan harga saham teknologi saat ini didukung oleh fundamental pendapatan kuat.

Setelah kinerja aset-aset berisiko yang begitu kuat, pertanyaan yang terus muncul adalah: "Apakah aset-aset berisiko menguat secara berlebihan?"

Perlu dicatat bahwa kenaikan harga baru-baru ini, sejauh ini memang didorong oleh sekelompok saham terkait teknologi atau disebut "Magnificent 7" yang terdiri dari Apple, Alphabet, Amazon, Microsoft, Meta, Nvidia, dan Tesla. Ketujuh perusahaan tersebut secara bersama-sama memiliki bobot signifikan di Indeks S&P 500.

Meski  Bank Sentral Amerika Serikat (AS) enggan untuk mengumumkan keberhasilan dalam mengatasi inflasi dan ketidakjelasan menyeluruh dalam linimasa kebijakannya, Fook mengatakan bahwa aset-aset berisiko sudah mulai menunjukkan gairah keberhasilan.

“Investor telah memperhitungkan pelonggaran oleh Bank Sentral AS, yang pada akhirnya akan terjadi tahun ini, dengan S&P 500 menguat 8% dan selisih imbal hasil obligasi AS berbunga tinggi mengetat sebesar 22 bps,” ujar dia.

Fook mengatakan bahwa teknologi termasuk AI, dan barang-barang mewah, mencetak keuntungan besar. Menurut dia kinerja perusahaan teknologi raksasa dunia seperti Magnificent 7 mengesankan, karena manifestasi dari pertumbuhan produk berkualitas dengan harga yang sesuai, atau Quality Growth-at-a-Reasonable Price (Q-GARP).

Kinerja para perusahaan raksasa teknologi tetap menguntungkan, meskipun industri ini melakukan banyak pemutusan hubungan kerja sejak beberapa tahun belakangan ini.

Sejak awal tahun 2024, raksasa teknologi seperti Google, Microsoft, Amazon, hingga induk usaha TikTok, ByteDance telah melakukan PHK karyawan.

Reporter: Lenny Septiani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...