Media Asing Soroti Pusat Data Nasional Indonesia Diserang Hacker
Media asing menyoroti Pusat Data Nasional Sementara diserang oleh hacker menggunakan Brain Cipher Ransomware. Mereka mengungkapkan seringnya kebocoran data di Indonesia.
Beberapa media asing yang memberitakan Pusat Data Nasional Sementara terkena ransomware di antaranya Reuters, The Washington Post, Asia News Network, Asia Today, The Daily Guardian, CNA, ABC News, AP News, dan VnExpress.
CNA misalnya, menyoroti panjangnya antrean di layanan keimigrasian akibat gangguan Pusat Data Nasional Sementara. Media asing ini juga mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki catatan keamanan siber yang lemah, literasi online yang buruk, dan seringnya terjadi kebocoran data.
Mereka juga membahas soal hacker lockbit ransomware yang diduga menjadi dalang gangguan Pusat Data Nasional Sementara.
Hacker lockbit disanksi oleh Pemerintah Amerika Serikat, Inggris dan Australia bulan lalu, karena diduga meminta tebusan miliaran dolar dari ribuan korban.
Kelompok hacker itu bertanggung jawab atas seperempat dari seluruh serangan ransomware di seluruh dunia tahun lalu. “Mereka meminta tebusan lebih dari US$ 1 miliar dari ribuan korban di seluruh dunia,” kata Pemerintah Inggris dikutip dari CNA, Selasa (25/6).
Lima negara teratas yang terkena LockBit menurut data badan penegak hukum Uni Eropa Europol yakni Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan Cina.
The Daily Guardian juga menyoroti seringnya sistem di Indonesia kebobolan oleh hacker. Pada 2022, Bank Indonesia menjadi sasaran ransomware, namun layanan publik tidak terpengaruh.
Pada 2021, aplikasi Covid-19 milik Kementerian Kesehatan diretas, sehingga membahayakan data pribadi dan status kesehatan 1,3 juta orang.
Tahun lalu, Dark Tracer, platform intelijen yang memantau ancaman siber, melaporkan bahwa kelompok ransomware LockBit mengklaim telah mencuri 1,5 terabyte data dari bank syariah terbesar di Indonesia, Bank Syariah Indonesia.
Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid mengatakan, perbaikan Pusat Data Nasional Sementara harus betul-betul dilakukan karena menyangkut nama baik bangsa Indonesia.
Selain itu, ia menyoroti serangan ransomware ke Pusat Data Nasional Sementara yang berpotensi besar menyebabkan kebocoran data. Oleh karena itu, ia akan memanggil Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi jika masalah ini belum tuntas dalam beberapa waktu ke depan.
"Intinya, baik karena malfungsi maupun serangan, masalah utamanya ada pada ketidakcakapan keamanan siber Indonesia. Jadi ini yang perlu diperbaiki," kata Meutya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (24/6).