Google dan Amazon Keluar dari Proyek Superkomputer Israel
Google dan Amazon gagal mencapai kesepakatan terkait pembangunan superkomputer di Israel.
Kedua raksasa teknologi itu sempat diundang untuk mengajukan penawaran dalam proyek superkomputer NIS 290 juta atau Rp 1,2 triliun, dengan hibah NIS 160 juta atau Rp 710 miliar.
“Namun Google memutuskan mundur dengan alasan pertimbangan ekonomi, sementara Amazon ikut berkompetisi tetapi tidak terpilih,” demikian dikutip dari Globes, Selasa (31/12).
Superkomputer Israel menggunakan 1.000 akselerator grafis canggih dari Nvidia, Intel, atau AMD. Teknologi ini akan melayani kebutuhan akademisi Israel dan mendukung industri teknologi lokal.
Teknologi itu memungkinkan penghitungan canggih seperti simulasi uji coba nuklir, pengembangan obat, hingga pelatihan mobil otonom melalui pencitraan 3D.
Perusahaan seperti Oracle dan Microsoft, yang kalah dalam tender Nimbus, kemungkinan mempertimbangkan untuk bergabung dalam proyek superkomputer Israel. Operator server farm lokal seperti Med1, Server Farm, atau Sheinfeld Engineering juga memiliki potensi untuk berpartisipasi.
Sebelumnya, Otoritas Inovasi Israel berusaha menarik minat Google dan Amazon untuk mengikuti tender proyek superkomputer. Kedua perusahaan ini merupakan pemenang proyek komputasi awan atau cloud pemerintah Israel, Nimbus.
Proyek Nimbus bertujuan menyediakan layanan cloud bagi lembaga pemerintahan Israel dengan keamanan tingkat tinggi. Google dan Amazon memenangkan tender utama proyek Nimbus yang bernilai lebih dari US$ 1,2 miliar.
Kesepakatan itu memicu kontroversi global, termasuk aksi protes dari sebagian karyawan Google karena alasan potensi penyalahgunaan teknologi untuk tujuan militer atau pengawasan Israel.