Amazon Kuiper Ingin Investasi Rp 328 Miliar di Indonesia, Akan Saingi Starlink

Ringkasan
- Huawei bekerja sama mengembangkan model molekul obat Panguteknologi kecerdasan buatan (AI) dengan Institut Materia Medika Shanghai dan Akademi Ilmu Pengetahuan Cina.
- Model AI Pangu 3.0 Huawei menggunakan data berskala besar dan algoritme pembelajaran mesin untuk mempersingkat penelitian dan pengembangan obat dari beberapa tahun menjadi beberapa bulan.
- Model molekul obat Pangu mempelajari struktur kimia dari 1,7 miliar molekul mirip obat, menciptakan representasi mendalam dari senyawa dan memungkinkan produksi molekul obat baru dengan cepat.

Amazon Kuiper, proyek satelit orbit rendah atau Low Earth Orbit (LEO) milik Amazon, berencana membangun enam stasiun gateway di Indonesia dengan investasi awal US$ 20 juta atau Rp 328 miliar (kurs Rp 16.400 per US$). Jika ini terwujud, maka inisiatif ini akan menjadi pesaing Starlink.
Investasi tersebut akan berlaku dalam tiga hingga lima tahun setelah peluncuran. Nilai investasi diperkirakan meningkat menjadi US$ 90 juta pada 2035, jika Amazon Kuiper ingin memperluas infrastruktur dan mempercepat akses internet di berbagai daerah.
Amazon Kuiper tengah mengajukan izin operasional di Indonesia, termasuk lisensi telekomunikasi dan hak peminjaman satelit, sesuai regulasi terbaru yang memungkinkan perusahaan asing beroperasi dengan Nomor Induk Berusaha atau NIB.
“Kami memahami bahwa konektivitas masih menjadi tantangan di banyak daerah terpencil. Oleh karena itu, kami ingin bekerja sama dengan pemerintah dan mitra lokal untuk menyediakan akses internet yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia,” ujar Global Head of Licensing and International Regulatory Affairs Amazon Project Kuiper Gonzalo de Dios di Kantor Pusat Kementerian Komunikasi dan Digital atau Komdigi, Jakarta, Senin (17/3), dikutip dari keterangan pers.
LEO adalah satelit yang mengorbit pada ketinggian sekitar 500 sampai 1.200 kilometer atau km di atas permukaan bumi, merujuk pada laman Telkomsat. Periode orbit sekitar 90 menit.
Kedekatan satelit dengan bumi memungkinkan satelit LEO digunakan untuk keperluan sains, pencitraan, dan komunikasi berlatensi rendah. Salah satu perusahaan yang menyediakan layanan ini di Indonesia yakni Starlink, milik orang terkaya di dunia versi Bloomberg yakni Elon Musk.
Menteri Komdigi Meutya Hafid menyampaikan teknologi satelit memainkan peran penting dalam mengatasi kesenjangan digital, terutama di daerah terpencil. Menurut dia, teknologi ini dapat mendukung pengembangan ekosistem digital nasional, termasuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah alias UMKM, serta meningkatkan layanan e-government, e-health, dan e-education.
“Kami ingin memastikan setiap warga negara, terlepas dari lokasi, memiliki akses yang sama terhadap teknologi digital. Dengan dukungan investasi dan inovasi dari sektor swasta, kami dapat mempercepat transformasi digital dan menciptakan peluang yang lebih besar bagi masyarakat,” ujar Meutya Hafid.
Komdigi akan terus memfasilitasi proses perizinan dan diskusi yang diperlukan guna memastikan kelancaran proyek Amazon Kuiper tersebut.