Pendapatan Induk Google Melonjak Ditopang Chrome, Cloud, YouTube

Kamila Meilina
28 April 2025, 14:14
Google ,
Google Office
Google
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Induk Google yakni Alphabet mencatatkan peningkatan pendapatan 12% secara tahunan alias year on year (yoy) menjadi US$ 90,2 miliar atau Rp 1.521 triliun (kurs Rp 16.860 per US$) selama kuartal pertama tahun ini.

Pendapatan itu ditopang oleh Google Search dan Chrome, Cloud, serta YouTube. “Kami senang dengan hasil kuartal pertama yang kuat,” kata CEO Google dan Alphabet Sundar Pichai dalam keterangan pers, akhir pekan lalu (24/4).

“Kami terus melihat pertumbuhan dan momentum yang sehat di seluruh bisnis, termasuk AI yang mendukung fitur-fitur baru," kata Pichai. Ia juga menyoroti keberhasilan fitur ringkasan berbasis AI atau AI Overviews di Search, yang kini digunakan lebih dari 1,5 miliar pengguna setiap bulan.

Rincian laporan keuangan induk Google, Alphabet sebagai berikut:

  • Laba operasional naik 20% menjadi US$ 30,6 miliar
  • Laba bersih naik 46% menjadi US$ 34,5 miliar
  • Total pendapatan konsolidasi naik 12% menjadi US$ 90,2 miliar, dengan rincian per segmen sebagai berikut:

- Google Services naik 10% menjadi US$ 77,3 miliar, yang terdiri dari:

  1. Google Search dan lainnya naik 9,84% menjadi US$ 50,7 miliar
  2. YouTube Ads naik naik 10,34% menjadi US$ 8,9 miliar
  3. Google Network turun 2,12% menjadi US$ 7,3 miliar
  4. Google Subscriptions, Platforms, and Devices naik 18% menjadi US$ 10,4 miliar

- Google Ads naik 8,48% menjadi US$ 66,8 miliar

- Google Cloud naik 28% menjadi US$ 12,3 miliar

- Unit lain seperti Waymo dan Verily turun 9,09% menjadi US$ 450 juta

Alphabet mencatatkan peningkatan jumlah pelanggan berbayar menjadi lebih dari 270 juta, didorong oleh pertumbuhan YouTube dan Google One.

Google Akan Dipaksa Jual Google Chrome

Departemen Kehakiman Amerika atau Department of Justice (DoJ) menuduh Google melakukan monopoli. Dokumen persidangan menunjukkan perusahaan sebelumnya mempertimbangkan perjanjian eksklusif yang mencakup aplikasi pencarian, AI, dan Chrome. Namun perusahaan kemudian melonggarkan perjanjian tersebut dengan beberapa mitra seperti Samsung, Motorola, AT&T, dan Verizon.

DoJ meminta pengadilan melarang Google melakukan pembayaran sebagai imbalan atas penempatan aplikasi pencarian sebagai aplikasi tertanam alias default di perangkat baru. Selain itu, mengusulkan Google membagikan data pencarian kepada pesaing sebagai salah satu langkah untuk memulihkan persaingan.

Pembuat ChatGPT, OpenAI, Yahoo, dan pengembang mesin pencarian AI Perplexity tertarik membeli Google Chrome. Manajer Umum Yahoo Search Brian Provost yang menjadi saksi dalam persidangan antimonopoli Google di Washington, menyampaikan perusahaan sedang mengembangkan prototipe peramban secara internal.

Hal itu karena sekitar 60% permintaan pencarian dilakukan melalui peramban web. Yahoo sedang dalam diskusi berkelanjutan dengan korporasi lain tentang pembelian peramban, meskipun ia tidak akan secara terbuka menyatakan dengan perusahaan mana saja mereka sedang berdiskusi.

Bagi Yahoo, pembuatan prototipe peramban sendiri akan memakan waktu enam hingga sembilan bulan. Oleh karena itu, mengakuisisi Google Chrome kemungkinan akan menjadi cara yang jauh lebih cepat untuk meningkatkan skala.

“Google Chrome bisa dibilang pemain strategis paling penting di web,” kata Provost dikutip dari The Verge, Minggu (27/4). Ia memperkirakan pangsa pasar pencarian Yahoo dapat melonjak dari 3% menjadi di atas 10% jika mampu membeli peramban ini.

Ia memprediksi kesepakatan itu akan menelan biaya puluhan miliar dolar. Meski begitu, Yahoo akan dapat mengamankan pendanaan, dengan dukungan dari pemilik yakni Apollo Global Management.

Apollo sebenarnya memiliki merek peramban NetScape. Akan tetapi, Provost mengatakan dia tidak akan menganggapnya sebagai mesin pencarian yang aktif.

Sementara itu, Kepala Produk OpenAI Nick Turley yang juga menjadi saksi dalam persidangan antimonopoli Google, menyatakan perusahaan tertarik untuk membeli Google Chrome. “Jika Chrome tersedia untuk dibeli, tentu kami akan mempertimbangkan," ujar dia, dikutip dari Reuters, Selasa (22/4). 

OpenAI juga sempat mengajukan permintaan kepada Google untuk menggunakan teknologi Chrome guna meningkatkan kemampuan ChatGPT. Permintaan ini ditolak oleh Google dengan alasan melibatkan terlalu banyak pesaing.

Turley menjelaskan mesin pencarian merupakan komponen penting yang memungkinkan ChatGPT menjawab pertanyaan pengguna secara faktual dan terkini. Platform kecerdasan buatan atau AI ini membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat menjawab 80% pertanyaan pengguna tanpa bantuan mesin pencari eksternal.

OpenAI pun menggunakan Microsoft Bing untuk melatih ChatGPT.

Google belum berencana menjual Chrome dan akan mengajukan banding atas putusan pengadilan.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...