Pesan Hari Puisi: Jadikan Karya Sastra sebagai Sikap Berbudaya

Dini Hariyanti
14 November 2018, 18:00
Paviliun Indonesia di Annual Meeting IMF-WB 2018
Ajeng Dinar Ulfiana|KATADATA
Seorang pengunjung sedang menghias kipas dalam acara Indonesia Pavillion, Nusa Dua, Bali, (9/10). pengusaha kipas bambu dan kayu Bali memanfaatkan produk kipas lukis buatannya untuk memperkenalkan budaya lokal dengan lukisan legenda setempat seperti kisah Rama dan Shinta.

Perayaan Hari Puisi Indonesia 2018 mengambil tema "Puisi sebagai Renjana dan Sikap Budaya". Pesan yang hendak disampaikan kepada publik, yakni pentingnya membangun bangsa dengan dasar kebudayaan.

"Puisi sebagai pintu masuk sekaligus pintu keluar untuk memberikan penyadaran tersebut. Puisi adalah renjana sekaligus ruh kebudayaan itu sendiri," kata Ketua Yayasan Hari Puisi Maman S. Mahayana, di Jakarta, Rabu (14/11).

Dia menjelaskan, pemahaman budaya sebagai pondasi kebangsaan tak hanya memberi penyadaran atas persatuan dan kesatuan. Aspek lain ialah memperkuat makna toleransi serta menutup tersebarnya ujaran kebencian. Karya sastra puisi, imbuhnya, merangkum semua aspek ini.

Selama ini kebudayaan diartikan secara artifisial. Pemaknaan semacam ini dianggap terlalu sempit. Menurut Maman, budaya memiliki sesuatu yang lebih subtansial, yakni tentang sikap hidup dan norma sosial.

(Baca juga: Pameran Semai Soroti Adaptasi Budaya terhadap Perkembangan Zaman)

Yayasan Hari Puisi setiap tahun menggelar puncak perayaan Hari Puisi Indonesia (HPI) di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Pada tahun-tahun sebelumnya, HPI dirayakan pada Oktober tetapi pada tahun ini bergeser ke November 2018 melalui dua acara puncak perayaan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...