Ungkit Daya Beli saat Pandemi, Peretail Gelar Pesta Diskon hingga 75%
Pandemi corona memberi pukulan berat bagi industri retail. Untuk mengungkit daya beli dan pemulihan ekonomi, peretail menyelenggarakan Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) pada 24 hingga 30 Agustus dengan tawaran diskon hingga 75%.
Dewan Pembina Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) , Johnny Andrean mengatakan, pengusaha retail menghadapi situasi bisnis yang sulit selama pandemi. Pada April 2020 misalnya, ketika pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberkakukan, omzet pengusaha sempat turun 80%- 90%.
Meski penjualan saat ini perlahan pulih, tapi jumlahnya baru sekitar 50% dibandingkan pada saat situasi normal.
Dengan kondisi ini, dia pun berharap pengusaha terus bergerak dan membangun kekompakkan membangkitkan bisnis. Sebab, sektor ini memiliki tenaga kerja yang besar dengan rantai usaha yang panjang, baik dari sisi pabrikkan, pergudangan, distribusi hingga gerai.
"Para anggoata Hippindo sepakat, bagaimana HBDI ini bukan hanya sekedar megejar profit, tapi juga mengembalikan ekonomi yang sedang berkembang," katanya dalam video conference, Jumat (15/8).
Senada dengan Johnny, Ketua HBDI 2020 Fetty Kwartati pun mengatakan, tak seperti tahun sebelumnya, gelaran hari belanja diskon tahun ini tidak memiliki target transaksi khusus. Untuk diketahui, pada 2019 acara ini ditargetkan mampu meraih omzet hingga Rp 72 triliun.
Pasalnya, acara kali ini akan lebih banyak difoksukan untuk menggerakkan ekonomi, baik dari peratail online, offline, hingga pelaku usaha mikro, kecil dan menegah (UMKM).
"Kami harap acara ini bisa mendorong purchasing power," katanya.
Program HBDI tahun ini rencananya akan diikuti 300 merek lokal, internasional
serta UMKM, 40.000 gerai retail di 85 kota di seluruh Indonesia dan 4 marketplace.
Vice President of Physical Goods, Tokopedia, Indra Yonathan mengatakan perusahaan mendukung Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) tahun ini yang pertama kalinya turut menggandeng platform online.
"Kami percaya sinergi antara offline dan online ini akan menjadi penggerak perputaran roda ekonomi Indonesia, terutama di tengah pandemi kali ini," katanya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlanggar Hartarto mengatakan, program ini diharapkan mampu mendorong masyarakat agar lebih banyak membeli produk UMKM.
Sebab, UMKM merupakan salah satu sektor yang paling terdampak selama pandemi, baik dari segi pasokan maupun permintaan, sehingga menekan penjualan mereka.
Padahal, sektor ini paling banyak digeluti, terutama oleh pengusaha pemula. Dia juga menyebut, banyak pemuda menggeluti sektor ini, khususnya di bidang retail maupun restoran.
"Saya harap program ini bisa berjalan secara luas, mendorong pemulihan ekonomi melalui konsumsi dan belanja masyarakat, khususnya produk UMKM," ujarnya.