Uji Diagnostik Alat Deteksi Cepat Covid-19 UGM Terhambat Administrasi

Image title
Oleh Ekarina
4 Oktober 2020, 10:33
Alat Deteksi Covid-19, Virus Corona, Covid-19, Kementerian Kesehatan, Gerakan 3 M, Pandemi Corona.
ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/pras.
Ilustrasi Petugas kesehatan memeriksa sampel tes usap PCR di Labkesda, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Jumat (2/10/2020). UGM sedang mengembangkan alat deteksi cepat Covid melalui embusan napas.

Produksi alat pendeteksi Covid-19 melalui embusan napas bernama GeNose terkendala syarat administrasi atau uji dignostik di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan. Padahal, alat hasil pengembangan peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) ini semula diperkirakan bisa digunakan pada Desember 2020.

Ketua Tim Pengembangan Genose UGM, Kuwat Triyono mengatakan pihaknya sudah menjalankan tahapan prosedur pengujian alat kesehatan. 

Mengutip situs ugm.ac.id, uji profiling (kalibrasi) GeNose sudah dilakukan dengan menggunakan 600 sampel data valid di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro di Yogyakarta.

Hasilnya menunjukkan tingkat akurasi tinggi, mencapai 97%. Selanjutnya, GeNose memasuki tahap uji diagnostik (uji klinis) yang akan dilakukan secara bertahap dan tersebar di sejumlah rumah sakit di Indonesia. 

Untuk memasuki tahap uji diagnostik ini pihaknya terkendala persyaratan administratif. "Kami dan tim merasa terkunci. Uji diagnostik sudah siap, rumah sakit siap, tapi kami terbentur syarat administrasi uji diagnostik di BPFK," kata Ketua Tim Pengembangan GeNose UGM, Kuwat Triyono dalam diskusi virtual, Sabtu (3/10). 

Sehingga, bila uji diagnostik belum dilakukan, maka alat belum dinyatakan valid dan bisa digunakan. Dia berharap, proses pengujian ini bisa dipercepat. 

Berbeda dengan obat yang harus diuji dengan ketat dan dikaji dampak lanjutannya, sedangkan alat tersebut diklaim tak memiliki intervensi ke pasien.

 GeNose disebut dapat mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk oleh infeksi Covid-19 yang keluar bersama napas seseorang. Cara penggunaannya, hanya seperti menghembuskan napas lewat kantong khusus yang langsung diidentifikasi oleh sensor alat dengan bantuan kecerdasan artifisial (artificial intelegence). 

"Ini kondisi  darurat, tapi dalam administrasi ada kolega-kolega kami masih berpikir situasinya masih sama seperti saat normal," katanya. 

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...