Perkuat Ekspansi di Pasar Filipina, Alfamart Akan Buka 250 Gerai
Perusahaan retail minimarket PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) semakin memperkuat cengkraman di pasar Filipina. Pada tahun depan, perusahaan menargetkan membuka 200-250 gerai baru. Per hari ini, Rabu (11/11) Alfamarat telah memiliki 1.000 gerai di negara tersebut.
Dalam menjalankan ekspansinya, Alfamart tidak sendiri. Melalui anak usahanya, Alfamart Retail Asia Pte Ltd , perusahaan mengembangan jejaring gerai di Filipina bekerja sama dengan mitra lokal SM Retail Inc.
Perusahaan juga memiliki tiga distribution center untuk menjamin pasokan produk gerai tercukupi. "Hari ini kami membuka ke 1.000 di Filipina. Ekspansi gerai akan terus kami tingkatkan sambil melihat sitasuasi ekonomi," kata Direktur Alfamart, Solihin kepada katadata.co.id, Rabu (11/11).
Ke depan, fokus ekspansi pasar luar negeri menurutnya masih akan tetap berada di Filipina. Namun, perusahaan juga tidak menutup kemungkinan berekspansi ke negara lain di Asia bila menemukan kriteria pasar atau mitra yang cocok.
Hingga kuartal III 2020, Alfamart membukukan pendapatan Rp 56,3 trilun, yang mana Rp 20 triliun disumbang dari penjualan sekitar Jabodetabek, Rp 19,5 triliun dari Jawa tidak termasuk Jabodetabek dan Rp 16,7 triliun disumbang dari gerai di luar Jawa.
Asosiasi Perusahaan Retail (Aprindo) mendorong peretail untuk memperluas bisnisnya ke luar negeri. Dengan ekspansi ini, peretail berharap bisa ikut membawa produk produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) unggulan ke pasar ekspor.
Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan, saat ini komposisi produk UMKM di gerai retail modern telah mencapai 30-35%.
"Tantangan peretail saat ini bukan lagi dengan produk pasar gelap (blackmarket), tapi bagaimana membangun kemitraan dan tumbuh bersama produk UMKM," katanya dalam webinar Optimizing National Market for Global Experience, Rabu (11/11).
Ekspansi pasar ke luar negeri diharapan mendapat dukungan pemerintah, dalam hal ini Indonesian Trade Promotion Cente atau ITPC selaku promotor perdagangan.
Roy sebelumnya mengatakan, pada tahap awal, peretail bisa mulai membuka gerai seluas 150 - 200 meter persegi. Gerai itu nantinya bisa diisi dengan bermacam produk UMKM, dalam jumlah kecil di tahap awal misalkan sekitar dua kontainer.
Digitalisasi UMKM
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan, di masa pandemi, pemerintah juga mendukung UMKM segera beralih ke pemasaran digital. Hingga saat ini, jumlah UMKM yang beralih ke digital menurutnya semakin meningkat.
Jika pada awal tahun baru 13% UMKM yang terhubung denga market place, saat ini kontribusinya sudah naik menjadi 30%. "Dengan demikian, target saya mendigitalisasi 10 juta UMKM sudah terlampaui, Semoga ke depan bisa lebih tinggi lagi," ujar Teten.
Ke depan, dia melihat konsumen menyukai produk yang bersifat custom, bukan lagi mass production. Sehingga UMKM harus kreatif memproduksi barang dengan modelnya bagus dengan harga terjangkau.
Sehingga, kerja sama dengan peretail modern juga bisa menjadi strategi penting, khususnya dalam melakukan market inteliigence, pemetaan pasar dan konsumen. Data ini kemudian diteruskan kepada pelaku UMKM agar bisa mendesain ulang produk dan konsep pemasaranya sesuai perubahan perilaku konsumen.
Berdasarkan survei UMKM Mandiri Institute, lebih dari setengah responden UMKM telah melakukan penetrasi daring atau online. Para UMKM itu tersebar di berbagai sektor.
UMKM yang mendominasi penggunaan kanal daring adalah produksi (76%), restoran (75%), dan akomodasi (75%) mendominasi penggunaan kanal daring.
Mandiri Institute melakukan survei UMKM terhadap 320 responden. Mereka yang bergerak di berbagai sektor tersebar di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, serta Bali dan Nusa Tenggara.