Dua Inovator Indonesia Terima Dana Hibah Daur Ulang Sampah
Dua inovator lingkungan asal Indonesia, Bank Sampah Bersinar dan Kibumi, menerima dana hibah dari The Incubation Network untuk merancang solusi daur ulang sampah dan upcycling.
The Incubation Network dan sejumlah pihak lainnya merancang program inkubasi ‘Plastic Waste to Value Southeast Asia Challange’ yang menyediakan dana Rp 1 miliar kepada lima inovator. Selain dari Indonesia, program ini juga memilih Envirotech (Filipina), Plastic People (Vietnam), dan TerraCycle Foundation (Thailand).
Dana hibah ini akan digunakan untuk mendorong kapasitas operasional bisnis dan meningkatkan fasilitas kerja. Kesempatan ini memungkinkan setiap inovator untuk mengelola, memproses, dan mendaur ulang sampah plastik dalam jumlah yang lebih besar.
“Berkat hibah yang kami terima dari program ini, kami dapat berinvestasi dalam truk pick-up sampah baru. Peluang ini juga memungkinkan kami untuk mengumpulkan lebih banyak sampah dari bank sampah unit binaan kami,” ungkap Fei Febri, CEO, Bank Sampah Bersinar.
Selama program ini berlangsung kelima inovator tersebut mendapatkan akses ke berbagai termasuk lokakarya, penyesuaian mentor, dan peluang memperluas jejaring. Sebanyak sembilan pakar yang terdiri dari pemimpin bisnis, ahli keuangan, pakar pemasaran dan hubungan masyarakat, dan spesialis investasi, bertindak sebagai mentor para inovator tersebut.
Selain itu, para inovator juga mendapatkan persiapan dalam pengembangan bisnis melalui lokakarya yang berfokus pada pengelolaan dan daur ulang sampah, pemasaran, dan lainnya. Wawasan dan arahan yang diperoleh dari kegiatan ini akan membantu menyempurnakan strategi pemasaran mereka untuk melayani pasar baru.
Program ini diakhiri dengan showcase virtual bersama UpLink, Global Plastic Action Partnership, dan Alliance to End Plastic Waste, pada akhir Februari 2023. Pada showcase ini, setiap inovator menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan mereka kepada para pemangku kepentingan, sehingga dapat mendorong lebih banyak kolaborasi.
Sementara itu, Laporan Waste4Change menunjukkan pengolahan sampah plastik fleksibel masih rendah di Jakarta. Bahkan, sampah yang diolah tidak sampai 5%.
Sampah plastik kemasan dapat mencapai 279,63 ton per hari. Dari total tersebut, hanya 3,77% sampah yang diolah. Rinciannya, 2,99% didaur ulang dan 0,78% untuk pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa).
Sisanya, 87,52% sampah tetap di Tempat Pembuangan Sampah Terakhir (TPST) Bantar Gebang. Lalu, ada 8,72% sampah plastik kemasan tidak terkelola sama sekali.
Waste4Change melakukan penelitian ini pada Maret-Juni 2021 di DKI Jakarta dengan pengecualian Kepulauan Seribu. Cakupan alur sampah plastik kemasan ini dibatasi pada pengelolaan sampah pasca konsumsi domestik.