Pendanaan untuk Pengelolaan Sampah di Daerah Masih Minim

Nadya Zahira
19 Oktober 2023, 14:53
Lucia Karina, Public Affairs, Communication & Sustainability Director for Indonesia and PNG Coca-Cola Europacific Partners, menyebut pembiayaan pengelolaan sampah di daerah masih minim.
Katadata
Lucia Karina, Public Affairs, Communication & Sustainability Director for Indonesia and PNG Coca-Cola Europacific Partners, menyebut pembiayaan pengelolaan sampah di daerah masih minim.

Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia mengungkapkan upaya transisi ke energi yang lebih bersih menghadapi sejumlah kendala. Salah satunya adalah pendanaan untuk pengelolaan sampah di daerah yang masih minim. 

“Kalau teman-teman berkunjung ke daerah-daerah, prioritas pendanaan untuk pengelolaan sampah itu masih minim, belum terlalu besar, itu yang menjadi kendala,” ujar Lucia Karina, Public Affairs, Communication & Sustainability Director for Indonesia and PNG Coca-Cola Europacific Partners, saat ditemui Katadata, di Jakarta, dikutip Kamis (19/10).

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), rata-rata alokasi anggaran pengelolaan sampah hanya 0,51% dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Padahal, untuk bisa mengelola sampah dengan baik, pemerintah daerah minimal harus mengalokasikan 3% hingga 4% dari APBD. Hal ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk memperbaiki pengelolaan sampah.  

Selain itu, Lucia menyebutkan kendala lainnya yaitu kebiasaan dari masyarakat Indonesia yang belum terbiasa untuk beralih ke energi yang lebih bersih. Misalnya, mengurangi penggunaan plastik dan berhenti untuk tidak membuang sampah sembarangan. “Sebetulnya ini yang harus kita tingkatkan, yaitu kesadaran dari masyarakat untuk bisa beralih ke energi yang lebih bersih,” kata dia. 

CCEP berkomitmen untuk menerapkan praktik ekonomi yang berkelanjutan. Perusahaan barang konsumen yang bergerak cepat itu (fast moving consumer goods/FMCG) terus berinovasi demi menekan emisi karbon yang dihasilkan dari proses produksi hingga rantai pasok secara keseluruhan.

Di sisi lain, CCEP memiliki ambisi dalam penggunaan setidaknya 100% energi berkelanjutan untuk wilayah operasional Indonesia pada 2030. Perusahaan juga memasang target net zero emission (NZE) pada 2040.

Lucia menyebutkan, upaya untuk mendorong proses bisnis yang berkelanjutan untuk perusahaannya tersebut diterjemahkan ke lima program, yakni sustainable ingredients; proses manufaktur yang terdiri dari penggunaan energi berkelanjutan dan efisiensi operasional: konsumen dan kemasan yang merujuk ke pemakaian recycled PET packaging; serta closing the loop bottle to bottle, serta pengembangan komunitas dengan menerapkan konservasi lingkungan sekaligus praktik ekonomi sirkular.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...