Langkah Gita Syahrani Setelah Raih Climate Breakthrough Award 2023
Gita Syahrani dinobatkan sebagai salah satu penerima penghargaan bergengsi Climate Breakthrough Award 2023. Dia akan mendapatkan dana hibah multiyear sebesar US$ 3 juta atau Rp 47 miliar untuk mengejar aksi iklim yang ambisius dan transformatif.
Climate Breakthrough Award adalah penghargaan lingkungan terbesar untuk individu. Gita bergabung dengan 18 Penerima Climate Breakthrough Award sebelumnya yang telah menggunakan dana mereka untuk menciptakan dan meningkatkan inisiatif baru dengan potensi terobosan iklim yang kuat.
Gita mengatakan, dana hibah sebesar US$ 3 juta itu baru bisa diterima setelah dia memberikan draf rencana aksi iklim yang akan dilakukan. Dia diberikan waktu selama enam bulan untuk menyusun rencana tersebut.
“Jadi aku bikin strategi 6 bulan, kalau strateginya disetujui baru bisa diunlock uangnya,” kata dia kepada Katadata.co.id, di Jakarta, Jumat (10/11).
Gita mengatakan, dana hibah yang ia terima nantinya akan digunakan untuk mengajak masyarakat agar sadar terhadap permasalahan iklim. Dia mengingatkan bahwa manusia dan alam merupakan satu-kesatuan.
“Jadi aku ingin mengajak masyarakat untuk bisa berpikir kalau mereka menyakiti alam, maka mereka menyakiti dirinya sendiri,” ujarnya.
Dia telah mengamati selama dua tahun bahwa cara mengajak masyarakat agar bisa sadar untuk menjaga alam yakni melalui pengalaman panca indra. Manusia harus bisa merasakan sendiri bagaimana terkoneksi dengan alam. Salah satu cara yang paling efektif adalah melalui seni dan budaya.
"Jadi strategi ke depan kemungkinan besar akan arahnya kesitu," tuturnya.
Gita menerima Climate Breakthrough Award 2023 bersama Jane Fleming Kleeb dari Amerika Serikat (AS). Dia telah menghabiskan kariernya mengumpulkan industri, pemerintah, mitra pembangunan, dan masyarakat untuk memacu aksi keberlanjutan di Indonesia.
Dengan penghargaan ini, Gita berencana untuk mendemonstrasikan model ekonomi baru untuk Indonesia dengan mengkatalisasi bisnis berbasis alam di wilayah yang kaya akan hutan dan lahan gambut.
Ia membagikan kisah-kisah sukses untuk mendorong para pembuatan kebijakan dan mempromosikan kampanye sosial untuk masyarakat yang berkelanjutan.
Sebagai seorang organisator, Gita selalu menekankan kolaborasi dan aksi kolektif dalam pekerjaannya. Gita merupakan kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari dari tahun 2017 hingga saat ini. Dia bertugas menggalang jaringan mitra global, nasional, dan subnasional yang beragam untuk mendukung sembilan kabupaten di Indonesia yang menjadi anggota asosiasi tersebut.
Tujuan sekretariat ini adalah mencapai target penyelamatan setidaknya 5,5 juta hektare (ha) hutan dan dua juta ha lahan gambut pada tahun 2030 melalui berbagai cara inovatif untuk meningkatkan kesejahteraan sedikitnya satu juta keluarga.
Untuk meningkatkan upaya tersebut dan memajukan visi baru berbasis alam untuk masa depan ekonomi Indonesia, Gita juga memimpin pembentukan Koalisi Ekonomi Membumi. Koalisi ini bertujuan untuk mengembangkan "bukti konsep" untuk bioekonomi dengan memungkinkan peluncuran 100 bisnis berbasis alam di kabupaten dan provinsi yang kaya akan hutan dan lahan gambut pada tahun 2026.