Bappenas: Potensi Ekonomi Biru Indonesia Belum Dioptimalkan

Hari Widowati
18 Desember 2023, 17:19
Bappenas mengatakan Indonesia memiliki potensi ekonomi biru yang sangat besar tetapi belum dimanfaatkan dengan optimal.
Unsplash/Sutirta Budiman
Bappenas mengatakan Indonesia memiliki potensi ekonomi biru yang sangat besar tetapi belum dimanfaatkan dengan optimal.

Suharso Monoarfa, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), mengatakan Indonesia memiliki potensi ekonomi biru (blue economy) yang sangat besar. Namun, potensi tersebut belum dimanfaatkan dengan optimal.

"Mungkin yang dieksploitasi itu baru beberapa persen saja di seluruh muka bumi," ujar Suharso dalam Indonesia Development Forum 2023 di Batam, Kepulauan Riau, pada Senin (18/12).

Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) memproyeksikan nilai tambah ekonomi biru secara global mencapai US$30 triliun pada 2030. Ekspor barang berbasis laut yang mencapai US$1,3 triliun pada 2020 juga memperlihatkan potensi besar dari ekonomi biru. Bahkan, ketika pandemi Covid-19 terjadi, ekspor yang berbasis produk laut hanya turun 3,2%.

Apabila potensi ekonomi biru yang sangat besar mampu dioptimalkan, maka manfaat yang bisa diperoleh mencakup keuntungan ekonomi, perlindungan terhadap habitat dan biodiversitas, serta penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 20%.

"(Misalnya), 56-58% coral reef di dunia ada di Indonesia dan sebagian besar ada di Raja Ampat, Papua dan di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur. Luar biasa besar kapasitas coral reef bahkan bisa 20 kali pada luas yang sama terhadap luas hutan," ujarnya.

Ekonomi biru diperkirakan mampu menciptakan sekitar 12 juta lapangan kerja pada 2030 dan menyediakan energi terbarukan 40 kali lebih besar pada 2050. Selain itu, ekonomi biru akan meningkatkan ketersediaan pangan berbasis laut sebanyak enam kali lipat pada 2050. Keuntungan investasi laut yang berkelanjutan diperkirakan mencapai US$15,5 triliun pada 2050.

Suharso mengatakan Indonesia memiliki luas laut teritorial sebesar 290 ribu kilometer persegi. Lautan tersebut menjadi penghubung lalu lintas perdagangan internasional dengan memiliki tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).

Menurutnya, lautan Indonesia yang luas adalah modal yang penting. Di Laut Natuna, misalnya, terdapat kandungan volume gas sebanyak 222 Trillion Cubic Feet (TCF) dengan cadangan sebesar 46 TCF. Natuna juga memiliki potensi perikanan yang mencapai 504 ribu ton per tahun. Hampir sepertiga pelayaran dunia itu melalui Laut Natuna.

"Kita tidak hanya memiliki Natuna. Kita juga punya Selat Malaka, Teluk Cendrawasih (Kabupaten Biak Numfor, Papua), Selat Capalulu (Maluku Utara), dan masih banyak lagi," kata Suharso.

Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...