Realisasi Konversi Motor Listrik Masih di Bawah 1.000 Unit pada 2023
Realisasi program konversi motor berbahan bakar minyak menjadi motor listrik di dalam negeri masih terhitung rendah. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan realisasi konversi motor listrik masih di bawah 1.000 unit dari target 50.000 unit pada 2023.
"Jadi memang kecil, jauh dari yang kita harapkan, di bawah 1.000 (unit). Yang daftar sih banyak," kata Arifin usai Konferensi Pers Capaian Sektor ESDM tahun 2023 dan Program Kerja 2024, Senin (15/1).
Arifin menuturkan, pemerintah menargetkan konversi motor listrik yang lebih tinggi pada 2024 yakni sebanyak 150.000 unit. Kementerian ESDM optimistis dapat mencapai target tersebut karena sudah sosialisasi yang masif kepada masyarakat.
Selain itu, Kementerian ESDM juga memperbaiki biroktasi administras konversi motor listrik sehingga lebih cepat dalam pembayaran dan pelayanan. Bengkel konversi motor listrik pun diperluas ke sejumlah daerah.
"Ini kan kita bangun infrastruktur pendukung yang luar biasa, from nothing to something. Itu yang memang proses berjalan terus," ucapnya.
Kementerian ESDM telah membuat peta jalan atau roadmap pelaksanaan konversi motor listrik. Pada 2030, konversi bisa mencapai 13 juta unit untuk roda dua dan roda empat mencapai 2 juta unit.
Untuk menunjang konversi kendaraan listrik, Arifin telah membangun infrastruktur pendukung untuk mengisi baterai. Ia mencatat, saat ini kurang lebih sudah ada 932 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan 1.772 unit SPBKLU.
"Diharapkan 2024 ini pelaksaannya bisa cepat, karena kita perlu konversi energi fosil ke energi bersih, kita perlu mentransformasi pola fosil yang selama ini dilakukan melalui listrik," ujar Arifin.
Sebelumnya, pemerintah telah menaikkan subsidi konversi motor listrik dari Rp 7 juta menjadi Rp 10 juta. Kenaikan subsidi konversi tersebut sudah berlaku akhir 2023.
"Mulai sekarang juga sudah jalan," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arfin Tasrif, November tahun lalu.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, subsidi konversi motor listrik mencapai 5.628 peserta sejak diluncurkan pada Maret 2023. Meski demikian, 2.069 peserta mengajukan pengunduran diri karena tanggungan biaya konversi yang masih mencapai Rp 8 juta per unit meski sudah mendapat subsidi.
Arifin mengatakan, program konversi motor listrik menghasilkan banyak manfaat di antaranya dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas lagi. Selain itu, biaya swab baterai untuk konversi motor listrik jauh lebih murah.