Startup Rekosistem Bidik Pengelolaan Sampah di IKN

Rena Laila Wuri
21 Februari 2024, 14:17
Petugas melayani warga memindai kode batang aplikasi penukaran sampah anorganik menjadi poin uang elektronik di tempat penukaran Rekosistem di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta, Jumat (10/3/2023). Tempat tersebut menerima sampah anorganik dari masyarakat be
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/tom.
Startup climate tech, Rekosistem, telah mengelola 20 ribu ton sampah yang diterima dari 60 ribu pelanggan sepanjang 2023.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Startup pengelola sampah, Rekosistem, bidik pengelolaan sampah di Ibu kota Nusantara (IKN). Melalui Reko Waste Station, startup tersebut menerapkan sistem daur ulang yang  dapat memberikan akses kepada masyarakat untuk menyetorkan sampahnya dengan menggunakan aplikasi Rekosistem. 

 CEO dan Co-founder Rekosistem, Enest Christian Layman, mengatakan pihaknya akan fokus dalam pengelolaan sampah di Pulau Jawa. Namun tidak menutup kemungkinan untuk merambah ke luar Jawa.

“Kita akan tetap lanjut dan kita akan ada buka di beberapa kota baru lainnya, termasuk IKN,” ujar Ernest saat meluncurkan 2 Reko Waste Station di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu (21/2).

Startup tersebut telah mengelola 20 ribu ton sampah yang diterima dari 60 ribu pelanggan sepanjang 2023. Pengelolaan sampah tersebut mampu menekan hingga 12 ribu emisi karbon setahun. 

Ernest mengatakan, jumlah sampah tersebut berasal dari 40 Waste Station dan 10 Reco Hub di empat kota, yaitu  Jakarta, Bandung, Surabaya dan Semarang.

Peluncuran Rekosistem di MCI

Bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional 2024, Rekosistem dan Mandiri Capital Indonesia (MCI) meluncurkan 2 Reko Waste Station di Menara Mandiri. Dari 2 Reko Waste Station tersebut diharapkan mampu mengumpulkan 5 hingga 5 ton sampah di kawasan Menara Mandiri.

Namun, Ernest mengatakan, tujuan pelucuran ini tidak sekedar untuk memperingati Hari Peduli Sampah Nasional. Ini merupakan langkah konkret Rekosistem memberikan akses kepada masyarakat untuk mengelola sampah.

Reko Waste Station merupakan stasiun daur ulang yang bertujuan untuk memberikan akses kepada masyarakat untuk menyetorkan sampahnya dengan menggunakan aplikasi Rekosistem. Individu akan turut berpartisipasi aktif dalam percepatan penyerapan material sampah yang masih bisa dipulihkan untuk daur atau guna ulang daripada berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) atau bahkan menjadi polusi tak terolah.

Sedangkan Reko Hub adalah tempat pemulihan material. Tujuannya, Reko Hub ini untuk memastikan semua sampah ini bisa terpilah, dan disalurkan ke industri daur ulang sesuai dengan jenisnya dan permintaannya serta kapasitas yang dibutuhkan.

Dengan adanya Waste Station dan Reko Hub, Rekosistem dapat berkontribusi dalam upaya pengurangan sampah plastik hingga 30%. Target ini sesuai dengan Perpres Nomor 97 Tahun 2017 terkait dengan Jakstranas (Kebijakan Strategi Nasional), dimana Indonesia dapat mengurangi sampah 30% yang masuk ke TPA (tempat pembuangan akhir) dan melakukan penanganan 70% sampah.

Pasalnya, menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan Indonesia menghasilkan 35,83 juta ton timbulan sampah pada 2022, tertinggi selama periode 2019-2022. Dari volume timbulan sampah tersebut, sebanyak 7,2 juta ton belum terkelola dengan baik. 

Reporter: Rena Laila Wuri

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...