Indonesia Diprediksi Alami La Nina Tahun Ini, Kapan dan Apa Dampaknya?

Rena Laila Wuri
26 Maret 2024, 14:33
Awan hitam menyelimuti langit Jakarta, Kamis (4/11/2021). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi curah hujan yang tinggi dan berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologis di sejumlah daerah akibat adan
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nz
Awan hitam menyelimuti langit Jakarta, Kamis (4/11/2021). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi curah hujan yang tinggi dan berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologis di sejumlah daerah akibat adanya fenomena La Nina yang di prediksi akan berlangsung dari akhir tahun hingga Februari 2022. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nz
Button AI Summarize

Fenomena El Nino di Indonesia diperkirakan akan berakhir dan berganti menjadi anomali cuaca lainnya yaitu La Nina. Fenomena iklim El Nino dan La Nina memicu cuaca ekstrim yang menyebabkan gagal panen.

La Nina merupakan fenomena mendinginnya suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur di bawah kondisi normalnya. Fenomena ini menyebabkan suhu permukaan laut di wilayah tersebut mengalami penurunan, sehingga udara terasa lebih dingin dari biasanya.

Di sisi lain, suhu permukaan laut di perairan Indonesia menghangat. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan awan hujan dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan fenomena El Nino akan menuju netral di bulan Mei, Juni atau Juli 2024. Dengan demikian, Indonesia secara berangsur-angsur akan memasuki peningkatan curah hujan.

Menurut prediksi BMKG, La Nina akan mencapai puncak pada sekitar Juli 2024. Kemudian, terus mengalami penurunan pada periode bulan Agustus hingga September 2024.

Beberapa wilayah yang diprediksi mengalami hujan tahunan di atas normal meliputi sebagian kecil Aceh, Sumatera Barat bagian selatan, sebagian kecil Riau, sebagian kecil Kalimantan Selatan, sebagian kecil Gorontalo, sebagian kecil Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat bagian utara, sebagian kecil Sulawesi Selatan, sebagian kecil Papua Barat dan Papua bagian utara.

Meski terkesan lebih 'basah', namun ada beberapa wilayah yang berpotensi tetap mengalami kekeringan karena secara iklim memiliki curah hujan rendah. "Wilayah ini sebagian Lampung, sebagian Jawa, sebagian Bali, sebagian Nusa Tenggara Barat, sebagian Nusa Tenggara Timur dan Papua bagian selatan," kata dia.

Dampak La Nina

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan mengatakan potensi jumlah curah hujan tahunan yang melebihi rata-rata atau melebihi batas normal, berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

Halaman:
Reporter: Rena Laila Wuri
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...