Efek Gas SF6 terhadap Pemanasan Global Lebih Parah daripada CO2

Rena Laila Wuri
16 April 2024, 14:21
Ilustrasi dampak pemanasan global
Pexels
Dampak Pemanasan Global
Button AI Summarize

Sebuah studi menujukkan bahwa selain karbon dioksida (CO2), pemanasan global juga didorong oleh gas kuat lainnya seperti sulphur hexafluoride (SF6). SF6 merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sering digunakan untuk mengisolasi saluran listrik.

Studi tersebut juga mengungkap bahwa Cina menjadi aktor utama di balik lonjakan SF6 di atmosfer dalam satu dekade terakhir. Temuan ini perlu menjadi perhatian serius, terlebih gas ini 24 ribu lebih kuat dibandingkan CO2.

Gas SF6 dinilai sangat berbahaya karena memiliki potensi pemanasan global (GWP). Energi panas yang diserap gas ini per ton mencapai 24.300 GWP dan emisinya diperkirakan akan bertahan lebih dari 1.000 tahun di atmosfer.

"Setiap peningkatan emisi SF6 pada abad ini akan secara efektif mengubah anggaran radioaktif planet kita, jauh melampaui kerangka waktu multi-dekade dari kebijakan iklim saat ini," kata Ronald Prinn, salah satu penulis studi tersebut, seperti dikutip dari Euro News, Selasa (16/4).

Prinn mengatakan  sangat penting bagi Cina dan negara-negara lain untuk mengambil langkah segera untuk mengurangi dan menghilangkan emisi SF6 mereka.

Lonjakan Emisi SF6 di Cina

Emisi SF6 dari Cina meningkat hampir dua kali lipat dari 2,6 gigagram (Gg) per tahun pada tahun 2011. Emisi tersebut menyumbang 34% dari emisi global menjadi 5,1 Gg per tahun pada tahun 2021, ketika emisi tersebut mencapai 57%.

Untuk diketahui, emisi SF6 dari Cina mencapai 125 juta ton emisi setara CO2, atau sekitar 1% dari total emisi karbon negara itu pada 2021. Itu sebanding dengan total emisi CO2 nasional dari Belanda atau Belgia.

Fakta tersebut diungkapkan oleh para peneliti di Program Bersama MIT tentang Ilmu Pengetahuan dan Kebijakan Perubahan Global, Fudan University, Peking University, Bristol University, dan Pusat Pengamatan Meteorologi Administrasi Meteorologi Cina.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications bulan lalu, peningkatan emisi SF6 di Cina selama periode satu dekade terakhir mengimbangi pengurangan emisi di tempat lain di dunia.

"Mengadopsi praktik pemeliharaan yang meminimalkan tingkat kebocoran SF6 atau menggunakan peralatan bebas SF6 atau pengganti SF6 di jaringan listrik akan bermanfaat bagi mitigasi gas rumah kaca di Tiongkok," kata Minde An, seorang mahasiswa pascadoktoral di Center for Global Change Science (CGCS) di MIT yang juga penulis utama jurnal tersebut.

Cina tidak masuk dalam daftar negara industri yang disusun oleh konvensi iklim PBB pada 1990-an. Cina tidak berada di bawah kewajiban yang sama dengan negara-negara Eropa untuk mengatasi emisi gas rumah kacanya.

Dengan mengurangi SF6 dalam peralatan listrik, negara-negara tersebut telah mengurangi emisi SF6 mereka selama 30 tahun terakhir. Tetapi, upaya ini tidak cukup untuk menebus peningkatan emisi dari negara-negara berkembang yang berurusan dengan permintaan daya yang berkembang pesat dan penyerapan teknologi energi terbarukan yang cepat.

Pada 2010, Jerman memproduksi emisi SF6 paling banyak di antara negara-negara Eropa dengan jarak tertentu. Namun, catatan emisi gas rumah kaca Jerman membaik berkat komitmen sukarela oleh industri dan investasi alternatif.

Reporter: Rena Laila Wuri

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...