Ada sekitar 95% kemungkinan bahwa 2024 mengalahkan 2023 sebagai tahun terpanas sejak pencatatan suhu permukaan global dimulai pada pertengahan tahun 1800-an.
Data terbaru menunjukkan bahwa dunia telah mengalami pemanasan global selama 12 bulan berturut-turut dengan suhu 1,5 derajat celsius lebih tinggi dibandingkan era bahan bakar fosil.
Penelitian terbaru lebih dari 50 ilmuwan terkemuka dunia mengungkapkan bahwa level pemanasan global 2023 meningkat menjadi 1,43°C dari suhu pra industrialisasi (1880-1990).
Menurut BMKG, suhu panas yang terjadi di Indonesia akibat dari pemanasan permukaan sebagai dampak dari mulai berkurangnya pembentukan awan dan berkurangnya curah hujan.
Rumah tangga membuang 631 juta metrik ton makanan pada tahun 2022. Ini sekitar 60% dari total limbah makanan, sementara sektor layanan makanan menyumbang 28% dan retail 12%.