2024 Diprediksi Pecahkan Rekor jadi Tahun dengan Suhu Terpanas

Tia Dwitiani Komalasari
8 Juli 2024, 15:58
Seorang bersama anaknya menggunakan payung untuk menghindari sengatan matahari ketika berjalan di sekitar Bunderan HI, Jakarta, Rabu (23/10/2019).. BMKG menghimbau kepada masyarakat agar mewaspadai kondisi cuaca ekstrim pada siang hari terutama di Pulau J
ANTARA FOTO/Saptono
Seorang bersama anaknya menggunakan payung untuk menghindari sengatan matahari ketika berjalan di sekitar Bunderan HI, Jakarta, Rabu (23/10/2019).. BMKG menghimbau kepada masyarakat agar mewaspadai kondisi cuaca ekstrim pada siang hari terutama di Pulau Jawa dan sekitarnya.
Button AI Summarize

Layanan pemantauan perubahan iklim Uni Eropa mencatat bulan lalu merupakan Juni terpanas yang pernah tercatat. Hal itu menambah catatan panjang  pemecahan rekor suhu dunia dan semakin memperkuat prediksi bahwa 2024 bakal jadi tahun terpanas dunia. 

Berdasarkan catatan Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa, rata-rata suhu dunia terus mencetak rekor selama 13 bulan berturut-turut, sejak pencatatan dimulai. 

Data terbaru menunjukkan tahun 2024 bisa mengungguli tahun 2023 sebagai tahun terpanas sejak pencatatan dimulai setelah perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia dan fenomena cuaca alam El Nino mendorong suhu mencapai rekor tertinggi pada tahun ini.

“Saya sekarang memperkirakan bahwa ada sekitar 95% kemungkinan bahwa 2024 mengalahkan 2023 sebagai tahun terpanas sejak pencatatan suhu permukaan global dimulai pada pertengahan tahun 1800-an,” kata Zeke Hausfather, seorang ilmuwan peneliti di Berkeley Earth, seperti dikutip dari Reuters, Senin (8/7).

Perubahan iklim telah menimbulkan konsekuensi bencana di seluruh dunia pada 2024. Lebih dari 1.000 orang tewas dalam panas terik selama ibadah haji bulan lalu. Kematian akibat panas tercatat di New Dehli, yang mengalami gelombang panas yang sangat panjang, dan di antara wisatawan Yunani.

Friederike Otto, ilmuwan iklim di Institut Grantham Imperial College London, mengatakan ada "kemungkinan besar" tahun 2024 akan menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat.

“El Nino merupakan fenomena alam yang selalu datang dan pergi. Kita tidak bisa menghentikan El Nino, tapi kita bisa menghentikan pembakaran minyak, gas, dan batu bara,” ujarnya.

Fenomena alam El Nino yang menghangatkan permukaan perairan di bagian timur Samudera Pasifik cenderung meningkatkan suhu rata-rata global.

Dampak tersebut mereda dalam beberapa bulan terakhir, dan dunia kini berada dalam kondisi netral sebelum kondisi La Nina yang lebih dingin diperkirakan akan terjadi pada akhir tahun ini. Emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil merupakan penyebab utama perubahan iklim.

Meskipun ada janji untuk mengekang pemanasan global, banyak negara sejauh ini gagal mengurangi emisi tersebut, sehingga suhu terus meningkat selama beberapa dekade.

Dalam 12 bulan yang berakhir pada bulan Juni, suhu rata-rata dunia merupakan rekor tertinggi pada periode tersebut, yaitu 1,64 derajat Celcius di atas rata-rata pada periode pra-industri tahun 1850-1900, kata C3S.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...