Depan Kepala Daerah, Jokowi Soroti Kualitas Udara yang Buruk di Jawa
Presiden Joko Widodo menyoroti kualitas udara yang buruk di sejumlah kota di pulau Jawa. Kualitas udara yang tidak baik menyebabkan biaya penanggulangan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Jabodetabek mencapai hampir Rp 10 triliun.
"Uang yang tidak sedikit, kita pakai untuk menangani kesehatan karena adanya penyakit pernafasan dari polusi udara yang terjadi di sebuah kota," ucap Presiden Jokowi dalam acara Pengarahan Presiden Kepada Kepala Daerah Seluruh Indonesia di IKN, Kalimantan Timur (Kaltim), Selasa (13/8).
Menurut Jokowi, semua daerah harus mulai memikirkan bagaimana membuat transportasi massal yang berbasis energi hijau, listrik, atau gas dan lainnya. Jakarta sudah mempunya transportasi umum yang mumpuni seperti MRT, LRT, dan kereta cepat.
"Semua transportasi umum itu untuk mengurangi polusi, tapi juga masih kira-kira air quality index-nya Jakarta 190-200. Padahal maksimal hanya 50," ujar Presiden Jokowi.
Dia mengatakan, indeks kualitas udara yang baik hanya di bawah 50. Namun kota-kota di Indonesia terutama pulau Jawa banyak yang di atas 100.
"Ini yang harus dicermati, oleh bupati, wali kota, dan gubernur. Dan untuk menangani itu juga butuh uang yang tidak sedikit," kata Presiden Jokowi.
Jokowi meminta kota-kota yang sudah mulai macet dan padat agar berhati-hati terhadap peningkatan polusi. Pasalnya polusi berdampak buruk utamanya kepada anak-anak yang masih bayi.
Kualitas Udara IKN
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mencermati indeks kualitas udara di Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur yang berada pada skala 6 atau pada kondisi baik.
"Kemarin pagi saya cek di IKN berapa air quality indexnya, hanya 6. Padahal kendaraannya belum listrik. Kalau kendaraannya listrik mungkin jadi nol," kata Presiden Jokowi
Presiden menyampaikan di Singapura kualitas udara berada di skala 53. Sementara kondisi udara baik berada pada skala 0-50.