Bahaya Mengintai Hutan Atas Nama Transisi Energi

Image title
26 September 2024, 15:15
Foto udara wisata mangrove di kawasan Pantai Pohon Cinta di Marisa, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, Kamis (16/2/2023).
ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/nym.
Foto udara wisata mangrove di kawasan Pantai Pohon Cinta di Marisa, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, Kamis (16/2/2023).
Button AI Summarize

Upaya pemerintah untuk mengejar net zero emission (NZE) pada 2060 melalui transisi energi fosil ke energi terbarukan berpotensi mengancam kelestarian hutan di Indonesia. Pasalnya, pemerintah masih mengizinkan co-firing atau penggantian batubara dengan biomassa yang salah satu sumbernya berasal dari pelet kayu.

Juru Kampanye Forest Watch Indonesia (FWI), Anggi Prayoga, mengatakan ancaman deforestasi baru dan terencana mengintai hutan alam atas nama proyek transisi energi di berbagai daerah di Indonesia. Salah satu contohnya adalah pemberian izin untuk mengelola hutan tanaman industri kepada dua perusahaan yaitu PT BTL dan PT IGL yang masing-masing sebesar 15 ribu hektar dan 11 ribu hektar di Gorontalo.

Anggi mengatakan, kedua perusahaan tersebut membangun pabrik industri pengolahan pelet kayu (wood pellet) serta penanaman kaliandra dan gamal. Kedua jenis tanaman ini dikenal tanaman energi dan diberi label green biomass bahan baku pelet kayu.

"Kami melihat potret dari implementasi yang ada saat ini. Kami melihat potret bagaimana yang ada di Jambi (hanya menebang hutan saja)," ujar Anggi dalam Roundtable dengan media, di Jakarta, Kamis (26/9).

Anggi mengatakan, perusahaan yang mengelola hutan untuk bahan baku bioenergi dikhawatirkan hanya akan mengambil kayu dan ditinggalkan setelahnya. Hal itu menjadi kontradiktif dengan konteks transisi energi yang menjadi alasan pengelolaan hutan tersebut, karena justru bertolak belakang dengan tujuan penurunan emisi karbon.

Jika bertujuan mengurangi emisi, Anggi mengatakan, hutan yang diambil bahan bakunya tersebut seharusnya ditanam kembali. Dengan demikian, Indonesia tidak kehilangan hutan yang berpotensi menyerap emisi karbon.




Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...