Menteri LHK Sebut RI Bisa Capai Net Zero Emission 2057, PLTU Setop Beroperasi
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, mengatakan Indonesia dapat mencapai net zero emission (NZE) beberapa tahun sebelum target tahun 2060 yang telah ditetapkan. Dia optimistis kondisi NZE bisa tercapai pada 2057.
Siti mengatakan, puncak pembangunan Indonesia diperkirakan akan dicapai pada 2030. Sementara negara-negara maju diprediksi sudah mencapai puncak pembangunannya beberapa dekade sebelumnya.
"Oleh karena itu saya mengatakan bahwa jangan paksa Indonesia untuk net zero emission pada tahun 2050. Kita sudah hitung bahwa kita akan mencapai 2060 atau lebih awal. Lebih awalnya itu kemungkinan 2057 atau 2058," ujar Siti dalam acara wisuda bersama dan puncak Youth Conservation Fest 2024 dipantau daring di Jakarta, Kamis, (3/10).
Siti mengatakan puncak pembangunan Indonesia diperkirakan akan dicapai pada tahun 2030, berbeda dengan negara-negara maju yang sudah mencapai puncaknya beberapa dekade sebelumnya.
Dia menyebutkan perkiraan itu salah satunya berdasarkan penghitungan fasilitas yang menggunakan batu bara seperti pabrik dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PTLU) akan berakhir perizinannya sekitar tahun 2057.
Pemerintah juga sudah melakukan penghitungan dalam dokumen iklim kedua atau Second Nationally Determined Contribution (NDC) bahwa pada 2060 Indonesia akan menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) 103 persen. Dokumen itu sendiri akan diluncurkan jelang Konferensi Iklim PBB ke-29 (COP29) di Azerbaijan pada November 2024.
"Artinya 100 persennya berarti di bawah tahun 2060," kata Siti.
Menurut dia, komunitas internasional meminta Indonesia menjadi penggerak pertama untuk mengontrol emisi secara global. Dia mengklaim Indonesia tidak lagi masuk dalam jajaran negara yang mengeluarkan emisi besar. Indonesia menurunkan emisi rata-rata sekitar 700 juta ton per tahun.
"Salah satu penurunan terbesar terjadi dari 2015 setelah kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah seluas 2,6 juta hektare, menuju ke 2016 yaitu sekitar 925 juta ton," ujarnya.
Namun demikian dia menyatakan, sektor energi masih berproses dalam upaya penurunan emisi. Sedangkan sektor kehutanan dan penggunaan lahan (Forest and Other Land Use/FOLU) ditargetkan dapat mencapai kondisi penyerapan karbon yang lebih besar dari emisi yang dilepaskan pada 2030 atau FOLU Net Sink 2030.