Keguguran dan Bayi Cacat Naik Imbas Krisis Iklim, Terabaikan pada Rencana COP29
Peningkatan suhu ekstrem akibat krisis iklim menyebabkan banyak ibu keguguran, bayi meninggal, kelahiran prematur, dan kerusakan kognitif pada bayi baru lahir. Namun, hanya 27 dari 119 rencana iklim nasional yang diserahkan ke PBB , mencakup tindakan terkait dengan ibu dan bayi baru lahir.
Hal itu tercatat dalam laporan yang ditujukan kepada para pengambil keputusan yang akan menghadiri pertemuan puncak COP29 pada November.
Misalnya saja sebuah penelitian di India menemukan risiko keguguran dua kali lipat pada wanita hamil yang menderita stres akibat panas. Sementara penelitian lain di California menemukan hubungan yang signifikan antara paparan panas jangka panjang dengan kelahiran mati dan kelahiran prematur.
Banjir menyebabkan lebih dari 100.000 keguguran kandungan setiap tahunnya di 33 negara di Amerika Selatan, Amerika Tengah, Asia, dan Afrika. Bahaya tertinggi ditemukan pada kelompok wanita dengan pendapatan dan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Di Asia Selatan, peningkatan suhu juga mendongkrak kekerasan pasangan intim yang dialami wanita.
Namun, hanya 27 dari 119 rencana iklim nasional diserahkan ke PBB yang mencakup tindakan terkait dengan ibu dan bayi baru lahir. Hal ini menjadi "titik buta" utama, demikian laporan tersebut.
“Rekor suhu global terus terpecahkan, memperburuk ancaman terhadap kesehatan ibu,” kata Prof Jemilah Mahmood di Sunway Centre for Planetary Health di Malaysia.
Ia mengatakan gangguan layanan kesehatan, sanitasi, dan pasokan makanan selama cuaca ekstrem memperparah masalah bagi ibu hamil.
“Kesiapan menghadapi cuaca ekstrem, termasuk sistem peringatan dini, harus menjadi prioritas. Tanpa tindakan, konsekuensinya bisa sangat buruk," ujarnya lagi.
Laporan tersebut mengutip analisis terkini yang menemukan bahwa pemanasan global akan mendorong miliaran orang keluar dari “ceruk iklim” suhu layak huni tempat manusia telah berkembang selama ribuan tahun.
Emisi bahan bakar fosil masih meningkat, memanaskan daratan dan lautan hingga mencapai rekor tertinggi tahun lalu, kata laporan tersebut. Pemanasan ini tampaknya membuat peristiwa El Niño lebih intens , dengan dampak yang berpotensi menyebabkan kerusakan sebesar US$ 100 triliun pada akhir abad ini.