Prabowo dan Joe Biden Sepakat Implementasikan Dana JETP untuk Transisi Energi
Presiden RI Prabowo Subianto bertemuPresiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Gedung Putih, Washington, AS, Selasa (13/11). Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin negara bertekad untuk terus berkolaborasi dalam Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP) dengan menerapkan Rencana Investasi dan Kebijakan Komprehensif. atau Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP).
Dua pemimpin negara sepakat memperluas kolaborasi dalam pembangkitan energi bersih dan terbarukan dan mempercepat transisi energi bersih.
"JETP sejalan dengan reformasi kebijakan domestik, akan terus memobilisasi investasi dalam produksi energi terbarukan domestik Indonesia untuk mengurangi emisi, memperkuat dan memperluas jaringan, memajukan keamanan energi, menciptakan lapangan kerja, dan menumbuhkan ekonomi energi bersih di Indonesia," tulis pernyataan bersama yang disiarkan whitehouse.gov, dikutip Rabu (13/11).
Pemerintahan Biden-Harris telah menegaskan kembali komitmennya untuk bermitra dengan Indonesia dalam mengatasi krisis iklim. Bersama dengan Indonesia, AS bertekad berada di garis depan dalam memanfaatkan transisi energi bersih, serta mengurangi deforestasi.
Amerika Serikat merupakan pemimpin bersama Jepang dalam International Partners Group (IPG). Negara tersebut telah bekerja sama dengan Indonesia untuk membantu mengimplementasikan tujuannya dalam JETP.
"Kami membantu mengkatalisasi US$21,6 miliar dalam pembiayaan sektor publik ($11,6 miliar) dan swasta ($10 miliar)," kata pernyataan tersebut.
Kredit Karbon
Dalam pertemuan tersebut, Biden juga menyatakan dukungannya terhadap upaya Indonesia untuk mengembangkan pasar karbon berintegritas tinggi dan menawarkan dukungan AS untuk mengakses permintaan internasional akan kredit karbon.
Kredit karbon tersebut merupakan salah satu cara memobilisasi keuangan swasta untuk pengurangan emisi dari hutan dan sektor lainnya. Kedua pemimpin berjanji untuk memperdalam diskusi bilateral di bawah Kelompok Kerja Perubahan Iklim AS-Indonesia dan melalui kerja sama teknis.
Para pemimpin menegaskan kembali komitmen mereka untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Komitmen ini termasuk menyerahkan kontribusi yang ditentukan secara nasional (NDC) 2035 berdasarkan Perjanjian Paris yang sejalan dengan pembatasan pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius.
"Kami berkomitmen untuk target pengurangan emisi yang lebih ambisius dan menyeluruh di seluruh perekonomian, yang mencakup semua gas rumah kaca, sektor, dan kategori yang sejalan dengan pencapaian target nol bersih masing-masing," tulis pernyataan tersebut.