1.500 Relawan Kumpulkan 40 Ribu Kg Sampah dari Pantai di Bali
SungaiWatch, organisasi lingkungan berbasis di Bali, mengajak masyarakat bergabung dalam aksi bersih-bersih pantai di Pulau Dewata. Seruan ini dilakukan setelah SungaiWatch dan 1.500 relawan bahu-bahu membersihkan Pantai Kedonganan pada 4-5 Januari 2025.
Dalam aksi tersebut, para relawan berhasil mengumpulkan 40.000 kilogram sampah dari pantai yang berada di kawasan kuta tersebut. Dalam unggahannya di akun Instagram @Sungaiwatch mengajak seluruh masyarakat Bali untuk berpartisipasi dalam aksi bersih-bersih tersebut.
"Kami mengajak semua orang di Bali untuk bergabung. Ini adalah panggilan aksi! Mari tunjukkan kepada pemerintah Indonesia betapa kuatnya komunitas kita dan betapa mendesaknya tindakan yang perlu diambil terhadap masalah ini," tulis sungaiwatch dikutip, Rabu (8/1).
Sungaiwatch berharap, dengan partisipasi massal, pesan ini dapat mencapai pemerintah dan mendorong adanya langkah nyata dalam menangani sampah di lautan yang semakin mengancam ekosistem.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq, menanggapi banyaknya sampah di Pantai Bali yang ramai diunggah dan dibahas di media sosial. Dia mengatakan, permasalahan sampah di Bali merupakan tanggung jawab semua pihak termasuk Kementerian Lingkungan Hidup, karena sebagian besar berasal dari luar Bali.
Dia mengatakan, sampah yang berada di Bali khususnya di pantai sebagian besar bukan dihasilkan dari wilayah tersebut melainkan kiriman atau terbawa arus laut dari pulau lainya seperti dari Jawa.
"Mungkin hampir 80 persen (sampah berasal dari luar bali)," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup, Senin (6/1).
Menurut Hanif, KLH serius menangani permasalahan sampah di Bali karena wilayah tersebut merupakan destinasi wisata yang cukup populer bagi wisatawan domestik dan mancanegara. KLH sudah menyusun rencana-desain pelaksanaan Perpres 35 2018 tentang penanganan sampah laut.
Dia telah mengutus deputi terkait untuk melaksanakan acara bersih-bersih sampah secara masal dalam pekan ini untuk membangun empati masyarakat dan menyelamatkan kawasan wisata di Bali. "Dua minggu lagi saya akan turun langsung dengan massa yang lebih besar. Kita akan jaga Bali sampai di bulan April," ucapnya.
Hanif melanjutkan, kegiatan tersebut dilakukan karena Bali merupakan salah satu simbol negara Indonesia di mata internasional khususnya di bidang pariwisata.
"Jadi kalau kita ke Eropa sana, kamu dari mana? Indonesia, Indonesia itu apanya Bali? Jadi dia lebih kenal Bali daripada kita. Tentu ini harus kita jaga," ujarnya.
Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), jumlah timbulan sampah pada 2023 mencapai 38,4 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, sampah terkelola nasional baru mencapai 61,62 persen, dengan masih terdapat 38,38 persen sampah di Indonesia yang belum terkelola dengan baik.