Anggaran BMKG Dipangkas 50%, Akurasi dan Kecepatan Informasi Bencana akan Turun

Tia Dwitiani Komalasari
10 Februari 2025, 15:17
Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu mengamati alat pengukur intensitas penyinaran matahari (Camble Stokes) di Laboratorium terbuka BMKG di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Senin (9/12/2024).
ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi/foc.
Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu mengamati alat pengukur intensitas penyinaran matahari (Camble Stokes) di Laboratorium terbuka BMKG di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, Senin (9/12/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemotongan anggaran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga 50% bisa menurunkan akurasi informasi cuaca iklim, gempabumi dan tsunami. Karena itu, BMKG mengajukan permohonan dispensasi efiseinsi anggaran kepada Presiden Prabowo Subianto.

Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama BMKG, Muslihhuddin, mengatakan pihaknya secara prinsip mendukung dan mengikuti arahan efisiensi anggaran sebagaimana Instruksi Presiden sesuai surat Menteri Keuangan Nomor S-37/MK.02/2025. Dalam surat tersebut disebutkan BMKG mendapatkan pemotongan anggaran senilai Rp1,423 triliun atau 50,35 persen dari anggaran semula senilai Rp2,826 triliun.

Namun, kata dia, pemotongan anggaran tersebut berdampak signifikan terhadap belanja modal dan belanja barang, termasuk terhadap pemeliharaan yang tidak dapat dilaksanakan pada tahun 2025.

Dia menjelaskan bahwa terdapat batas minimum anggaran yang perlu dipenuhi untuk memastikan layanan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Geofisika, serta modifikasi cuaca bisa berjalan optimal.

BMKG menilai efisiensi anggaran ini berdampak pada banyak Alat Operasional Utama (Aloptama) yang terancam mati. Pasalnya, kemampuan untuk pemeliharaan berkurang hingga sebesar 71 persen, sehingga observasi dan kemampuan mendeteksi dinamika cuaca, iklim, kualitas udara, gempabumi, dan tsunami juga terganggu.

Berdasarkan data BMKG, hampir 600 alat sensor untuk pemantauan gempa bumi dan juga tsunami yang tersebar di seluruh Indonesia merupakan salah satu Aloptama yang dimiliki oleh BMKG. Mayoritas kondisinya saat ini sudah melampaui usia kelayakan.

“Ketepatan akurasi informasi cuaca, iklim, gempabumi dan tsunami menurun dari 90 persen menjadi 60 persen dan kecepatan informasi peringatan dini tsunami dari 3 menit turun menjadi 5 menit atau lebih dan jangkauan penyebarluasan informasi gempabumi dan tsunami menurun 70 persen,” kata dia.

Keselamatan Transportasi Udara dan Laut

Bahkan ia menambahkan, kajian tentang dinamika iklim dan tektonik jangka menengah dan panjang di Indonesia sulit terlaksana. Modernisasi sistem dan peralatan operasional BMKG terancam terhenti, termasuk keselamatan transportasi udara yang membutuhkan akurasi 100 persen tidak terwujud, dan keselamatan transportasi laut terganggu.

Dampak lanjutnya adalah dukungan layanan untuk ketahanan pangan, energi, air menjadi terganggu, dukungan layanan untuk pembangunan berketahanan iklim dan bencana terganggu, peran BMKG sebagai penyedia peringatan dini tsunami di Samudera Hindia dan ASEAN terganggu.

Menurut dia, mitigasi ancaman bencana Geo-Hidrometeorologi di Indonesia menjadi hal mutlak dan tidak dapat diabaikan karena menyangkut keselamatan masyarakat luas.

"Dengan memperhatikan faktor ketahanan negara dan keselamatan masyarakat Indonesia dari ancaman bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi itu BMKG mengajukan permohonan dispensasi anggaran ini, kata dia.

Sebelumnya, Presiden Prabowo secara resmi mengeluarkan Inpres 1/2025 yang meminta anggaran pemerintah pada APBN dan APBD TA 2025 dipangkas sebesar Rp306,69 triliun. Rinciannya, anggaran K/L diminta untuk efisiensi sebesar Rp256,1 triliun dan transfer ke daerah (TKD) Rp50,59 triliun.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, Presiden Prabowo Subianto menginisiasikan arahan efisiensi anggaran agar kas negara dapat digunakan untuk program yang lebih berdampak langsung terhadap masyarakat. Dalam hal ini ia menyebut, Makan Bergizi Gratis (MBG), swasembada pangan dan energi, hingga perbaikan sektor kesehatan.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...