ARKO Klaim Tekan Emisi Karbon 235 Ribu Ton CO2 hingga 2024


PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) mengklaim berhasil menekan emisi gas rumah kaca sebesar 235.950 ton karbondioksida setara (CO2e) sepanjang tahun 2017 hingga tutup tahun 2024. Presiden Direktur ARKO, Aldo Artoko, mengatakan dengan pencapaian tersebut maka perusahaan mencatat peningkatan reduksi emisi karbon sebesar 33.336 ton CO2e pada 2024 jika dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 202.614 ton CO2e, dari rentang tahun 2017 hingga 2023.
Menurut Aldo, perusahaan mampu mereduksi emisi gas rumah kaca sebesar 99.937 ton CO2e per tahun setelah Proyek Kukusan dan Proyek Tomoni beroperasi.
"Reduksi emisi gas rumah kaca ini dapat dilakukan karena energi yang dihasilkan oleh ARKO berasal dari energi aliran sungai dan tentunya tergolong energi baru dan terbarukan (EBT)," ujar Aldo dalam keterangan tertulis yang diterima Katadata.co.id, Senin (3/3).
Aldo mengatakan, saat ini ARKO memiliki total kapasitas terkontrak sebesar 42,8 megawatt (MW) dari tiga proyek yang telah beroperasi yakni Proyek Cikopo, Jawa Barat 7,4 MW; Proyek Tomasa, Sulawesi Tengah 10 MW; Proyek Yaentu, Sulawesi Tengah 10 MW serta dari dua proyek yang sedang di dalam tahap konstruksi, yakni Proyek Kukusan, Lampung 5,4 MW; dan Proyek Tomoni, Sulawesi Selatan 10 MW.
ARKO Percepat Konstruksi Proyek Kukusan dan Tomoni
Ia mengatakan, perusahaan optimistis dengan pengembangan sektor energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Perusahaan yakin dapat mendukung target pemerintah seperti target bauran energi, net zero emission (NZE), hingga swasembada energi.
Untuk itu, perseroan terus mempercepat proses konstruksi kedua proyek agar dapat segera berkontribusi bagi bauran energi Indonesia yang berasal dari EBT dan mempercepat Indonesia mewujudkan cita-cita swasembada energi.
“Kami terus mengakselerasi konstruksi proyek pembangkit listrik yang tengah berjalan, yakni Proyek Kukusan dan Proyek Tomoni, yang masing-masing progres konstruksinya sudah mencapai 60,8% dan 16,9% pada Januari 2025,” ujarnya.
Aldo melanjutkan, perusahaan terus berupaya untuk meraih Power Purchase Agreement (PPA) atau perjanjian jual beli tenaga listrik mengingat kapasitas pembangkit listrik yang ada di dalam rencana ARKO telah lebih dari 260 MW.
"Dengan demikian, ARKO akan terus mampu mencetak pertumbuhan secara berkelanjutan. Dengan lebih banyak proyek pembangkit listrik yang kami bangun, reduksi emisi gas rumah kaca yang dilakukan oleh ARKO pun dapat lebih besar lagi, sehingga target net zero emission dapat terwujud untuk masa depan bumi kita yang lebih baik,” tutupnya.