Depok dan Tangerang Selatan Catatkan Kualitas Udara Terburuk Pagi Ini

Ringkasan
- Depok dan Tangerang Selatan tercatat memiliki kualitas udara terburuk di Indonesia dengan indeks kualitas udara (AQI) 158, masuk kategori tidak sehat. Kualitas udara di kedua kota ini tidak sehat bagi manusia untuk beraktivitas di luar ruangan.
- Pakisaji, Surabaya, dan Medan menyusul di posisi berikutnya dengan kualitas udara kategori sedang. Ketiga kota tersebut memiliki AQI di bawah 100.
- Palangkaraya menjadi kota dengan udara terbaik di Indonesia, sementara Vancouver dan Delhi berturut-turut menjadi kota dengan kualitas udara terbaik dan terburuk di dunia.

Depok, Jawa Barat dan Tangerang Selatan, Banten mencatatkan kualitas udara terburuk di Indonesia, pada Selasa (25/3) pagi. Berdasarkan data yang dihimpun situs pemantau kualitas udara IQAir pukul 09.10 WIB, Depok dan Tangerang Selatan menempati peringkat pertama dan kedua dengan indeks AQI poin sebesar 158 atau berada pada kategori tidak sehat.
Berikut ini lima kota dengan kualitas udara terburuk di Indonesia, Selasa (25/3):
- Depok, Jawa Barat dengan AQI poin 158 atau berada pada kategori tidak sehat
- Tangerang Selatan, Banten dengan AQI poin 158 atau berada pada kategori tidak sehat
- Pakisaji, Kabupaten Malang, Jawa Timur dengan AQI poin 98 atau berada pada kategori sedang
- Surabaya, Jawa Timur dengan AQI poin sebesar 93 atau berada pada kategori sedang.
- Medan, Sumatera Utara dengan AQI poin sebesar 90 atau berada pada kategori sedang
Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah menjadi kota dengan kualitas udara terbaik pagi ini, dengan indeks AQI poin sebesar 49 atau berada dalam kategori baik.
Kota Vancouver di Kanada menjadi kota dengan kualitas udara terbaik di dunia pada hari ini dengan AQI poin sebesar 9. Adapun Delhi, di India menjadi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia dengan AQI poin 268 atau masuk kategori sangat tidak sehat.
Indeks AQI menunjukkan konsentrasi polutan udara yang menunjukkan kategori kualitas udara. Kategori baik memiliki rentang PM 2,5 sebesar 0-50, yakni tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika.
Kategori sedang dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100, yakni kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika .
Kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif berada pada rentang PM 2,5 101-150, yakni kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif dan bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
Kategori tidak sehat dengan rentang PM 2,5 di angka 151-200, yaitu kualitas udara di wilayah tersebut tidak sehat bagi manusia untuk beraktivitas di luar ruangan.
Kategori sangat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar.
Kategori berbahaya dengan rentang PM 2,5 sebesar 300-500 atau secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi manusia.