Pemkab Bogor Siapkan 2 TPA untuk Program Sampah Jadi Listrik
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat menyiapkan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Galuga dan TPA Sementara (TPAS) Nambo untuk mendukung program nasional Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL).
Bupati Bogor Rudy Susmanto menyatakan kesiapan daerahnya dalam mendukung penuh program PSEL melalui langkah konkret di dua lokasi strategis tersebut. Menurutnya, penanganan sampah tidak bisa ditunda lagi dan membutuhkan sinergi lintas sektor.
“Kami siap dari sisi perencanaan, pengangkutan, hingga regulasi. Ini menjadi langkah besar bagi Kabupaten Bogor dalam menuntaskan persoalan sampah,” kata Rudy, seperti dikutip Antara, Sabtu (19/7).
Dia menjelaskan, TPA Galuga menjadi salah satu opsi utama untuk program PSEL karena selain digunakan bersama Pemerintah Kota Bogor, juga memungkinkan untuk ditata ulang agar mendukung pengolahan sampah menjadi energi.
Adapun TPAS Nambo dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Lahan fasilitas ini mencapai 55 hektare, dengan 15 hektare di antaranya milik Pemkab Bogor.
“Kami sedang menjajaki kerja sama dengan Pemprov Jawa Barat dan tidak menutup kemungkinan menggandeng Pemkot Depok,” ujar Rudy.
Saat ini, Pemkab Bogor juga sedang menyusun sistem pengangkutan sampah serta penetapan kuota harian yang akan diproses di fasilitas tersebut.
Volume timbunan sampah di Kabupaten Bogor saat ini hampir mencapai 2.800 ton per hari. Dari angka tersebut, baru sekitar 27% sampah yang mampu ditangani secara optimal.
Langkah Pemkab Bogor ini sekaligus merespons arahan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang menekankan pentingnya pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir.
“Daerah harus menyiapkan lahan minimal lima hektare, sistem pengangkutan, dan pembiayaan melalui APBD. Kalau produksi sampah di bawah 1.000 ton per hari, maka harus bekerja sama dengan daerah lain,” kata Tito dalam rapat koordinasi terbatas di Kantor Kemenko Pangan Jakarta, Kamis (17/7).
Tito juga mendorong partisipasi masyarakat dalam memilah dan membuang sampah dengan benar agar rantai pengelolaan berjalan efektif.
