Kelola Sampah Organik, Yogyakarta Gulirkan Program Emberisasi
Pemerintah Kota Yogyakarta menggulirkan program emberisasi untuk mendukung pemilahan sampah organik sebagai upaya untuk mengatasi persoalan sampah di wilayah setempat. Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengatakan dengan sarana ember, sampah dapat dipilah sejak dari warga sehingga tidak seluruhnya harus dibuang ke depo atau tempat penampungan sampah sementara.
"Emberisasi ke warga-warga ini dalam rangka warga itu diminta memilah dengan diberikan sarana ember," ujar Hasto Wardoyo, di Yogyakarta, Rabu (17/9), seperti dikutip Antara.
Sebagai tahap awal, Pemkot menyiapkan 2.200 ember. Sebanyak 1.000 unit akan dibagikan ke warga melalui Rukun Warga (RW) dengan alokasi dua ember per RW. Adapun 1.200 unit lainnya diperuntukkan bagi penggerobak sampah, masing-masing dua ember per gerobak.
Distribusi ember ditargetkan selesai pekan ini. "Ini paling telat hari Jumat nanti sudah terdistribusi," kata Hasto.
Ember yang digunakan merupakan ember bekas cat berkapasitas 25 kilogram yang sudah dicuci, dibersihkan, dan diberi stiker. Karena berbahan bekas, pengadaan ember tidak dapat menggunakan anggaran APBD.
"Embernya kuat, bagus karena bekas cat, tapi nggak bisa dibeli pakai APBD," ujar Hasto.
Andalkan CSR dan Partisipasi Masyarakat
Pemkot pun mengandalkan dukungan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) serta partisipasi masyarakat.
"Kami masih mengandalkan CSR-CSR untuk mencari ember, dan sebagian juga ada yang merelakan untuk beli ember secara sukarela," ujar dia.
Selain 2.200 ember tersebut, masih ada tambahan sumbangan 500 ember dari para lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Dengan adanya sarana ember, pemilahan sampah organik bisa dilakukan lebih mudah sejak dari rumah tangga hingga tingkat penggerobak.
"Penggerobak pun harus jalan bawa dua ember besar. Artinya, kalau warga itu ada sisa makanan tidak dicampur dengan yang lain. Warga juga repot kalau disuruh memilah, ternyata di gerobak tidak dipilah," ujar dia.
