Hashim: Indonesia Tegaskan Komitmen Aksi Iklim di COP30

Hari Widowati
7 November 2025, 12:10
Hashim, COP30, aksi iklim
Youtube Reuters
Utusan Khusus Presiden RI untuk Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk memperkuat aksi iklim dalam Leaders Summit di KTT Iklim COP30.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Utusan Khusus Presiden RI untuk Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk memperkuat aksi iklim dalam Leaders Summit di KTT Iklim COP30 di Belem, Brasil.

"Indonesia datang ke Belem dengan pesan yang jelas: inisiatif yang kuat untuk meningkatkan komitmen iklim nasional kami dan kesiapan untuk bekerja sama dengan negara-negara demi aksi iklim yang nyata, inklusif, dan ambisius," ujar Hashim di Belem, Brasil, pada Kamis (6/11), seperti dikutip Antara.

Hashim memimpin delegasi Indonesia di Leaders Summit yang mengawali rangkaian agenda COP30.

"Sebagai Utusan Khusus Indonesia untuk Bidang Iklim dan Energi, saya mewakili Presiden Prabowo Subianto, yang tidak bisa hadir dalam konferensi yang terhormat ini," kata Hashim.

Hashim mengatakan Prabowo menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap Perjanjian Paris untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat, seperti disampaikannya dalam Sidang Umum PBB beberapa waktu lalu.

"Indonesia juga berkomitmen untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan sebesar 8%," kata Hashim.

Ia menyebut strategi pertumbuhan ekonomi hijau Indonesia tercermin dalam Second Nationally Determined Contribution (SNDC), yang menetapkan batas emisi karbon dioksida sebesar 1,2 Gigaton CO2e pada skenario rendah dan 1,5 Gigaton CO2e pada skenario tinggi pada 2035.

Pada pertemuan para pemimpin dunia tersebut, Hashim juga menggarisbawahi rencana Indonesia untuk meningkatkan bauran energi terbarukan menjadi 23% dari total bauran energi nasional pada 2030.

"Ini termasuk pengembangan teknologi lainnya seperti energi nuklir sebagai bagian dari transisi energi bersih Indonesia," ujarnya.

FOLU Net Sink jadi Kunci untuk Menurunkan Emisi Karbon

Hashim juga menyebut program Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net Sink menjadi pilar kunci untuk menurunkan 180 juta ton karbon pada 2030. Ia mengatakan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo memperluas mandat untuk penggunaan biodiesel dan bioetanol sebagai bagian dari transisi energi bersih.

"Strategi ini bukan hanya memperkuat ketahanan energi kami tetapi juga memastikan transformasi energi ini menguntungkan semua pihak," kata Hashim.

Lebih lanjut, Hashim menyinggung penerbitan Peraturan Presiden Perpres Nomor 109 Tahun 2025 tentang Waste to Energy dan Perpres Nomor 110 Tahun 2025 tentang Nilai Ekonomi Karbon. Kedua regulasi itu menjadi dasar bagi kerangka kerja pembiayaan dekarbonisasi dan pengelolaan gas rumah kaca.

Hashim juga mengungkapkan Indonesia mendukung Tropical Forest Forever Facility (TFFF), inisiatif pendanaan untuk hutan tropis yang diajukan oleh Brasil dengan target pendanaan US$ 125 miliar (Rp 2.088 triliun, kurs Rp 16.700/US$).

Indonesia berkomitmen akan memberikan pendanaan US$ 1 miliar (Rp 16,7 triliun) untuk TFFF, sama dengan komitmen Brasil untuk inisiatif ini.

Hashim juga memaparkan tingkat deforestasi di Indonesia telah turun ke level terendah dalam 20 tahun terakhir. Hal ini mencerminkan penurunan sebesar 75% dari tingkat deforestasi pada 2019.

"Kami juga berinvestasi pada perlindungan satwa liar dengan mengembangkan koridor gajah dan program konservasi berbasis masyarakat yang bekerja sama dengan mitra internasional dan lokal," ujarnya.

Leaders Summit yang diselenggarakan pada 6-7 November 2025 merupakan pertemuan pendahuluan untuk COP30. Delegasi Indonesia yang hadir dalam pertemuan ini selain Hashim adalah Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Antara

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...